Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) mengurungkan rencana membangun pabrik ban di Kazakhstan dan Mesir tahun 2014 ini.
Even Go, Kepala Hubungan Investor MASA bilang, adanya faktor keamanan sosial dan politik di kawasan tersebut membuat MASA menunda ekspansi anorganiknya itu.
"Kami menilai kondisi saat ini tidak memungkinkan untuk membangun pabrik di dua negara tersebut," kata Even kepada KONTAN, beberapa hari lalu.
Keputusan itu patut disayangkan, terlebih rencana ekspansi terbilang matang. Pada 13 April 2012 lalu, MASA menandatangani kesepakatan dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kazakhstan, Samruk Kazyna Invest (SKI).
Penandatanganan kesepakatan bahkan disaksikan pemerintah Indonesian dan Kazakhstan. Isi kesepakatan itu adalah, kedua belah pihak bakal bekerjasama membangun pabrik ban berkapasitas 3 juta unit di Kazakhstan.
Nilai investasi pembangunan pabrik tersebut diperkirakan mencapai US$ 300 juta. Dana investasi pembangunan pabrik lebih banyak ditutupi oleh SKI.
Sementara MASA akan lebih berkontribusi dalam penyediaan bahan baku dan teknologi pembuatan ban. Awalnya, kedua belah pihak berencana mulai membangun pabrik pada 2013 lalu dan ditargetkan mulai beroperasi pada 2015 mendatang.
Namun, rencana itu batal dilakukan lantaran memanasnya situasi politik di kawasan Timur Tengah. "Kami tidak menutup peluang untuk membangun pabrik di luar negeri, misalnya jika mendapat partner bagus, maupun kondisi negara bersangkutan kondusif," jelas Even.
Pembatalan mengubah fokus ekspansi MASA di tahun ini. MASA lebih menitikberatkan ekspansi dalam hal peningkatan produksi ban mobil dan sepeda motor. Di 2014, MASA menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$ 40 juta-US$ 50 juta.
Even bilang, dana capex akan ditutupi dari kas internal dan sisa fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank OCBC NISP Tbk. Pada Oktober lalu, MASA memang meraih utang senilai US$ 170 juta dari Bank OCBC NISP yang mayoritas digunakan untuk refinancing utang lama.
Mayoritas anggaran capex MASA akan digunakan untuk meningkatkan utilisasi produksi pabrik ban mobil. "Kami akan meningkatkan utilisasi produksi ban menjadi 80%-85% di tahun ini dari 2013 yang masih sekitar 75%," kata Even.
Ekspansi dilakukan guna mencapai target peningkatan penjualan ban baik mobil maupun sepeda motor. Perusahaan yang dipimpin Pieter Tanuri ini mengincar penjualan ban mobil sekitar 7,81 juta unit, atau tumbuh 10% dari tahun lalu yang tercatat 7,1 juta unit.
Sekitar 80% dari target tersebut akan dipasarkan untuk memenuhi permintaan ekspor baik dari Eropa, Amerika Serikat (AS), maupun negara Asia lainnya. Sementara sisanya untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Even bilang, target ini mungkin tercapai seiring kian bertambahnya populasi mobil di Indonesia. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaran Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil per November 2013 sudah mencapai 1,11 juta unit.
Di sisi lain, pemerintah Indonesia belum memberlakukan pembatasan umur kendaraan seperti halnya di Singapura. Ini membuat jumlah mobil di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.
Kondisi ini membuat potensi pasar ban mobil produksi MASA kian besar. "Apalagi penjualan ban kami mayoritas untuk segmen replacement (ban pengganti), sehingga kami yakin bisa terus mengejar pertumbuhan penjualan," ungkap Even.
Sementara target pertumbuhan penjualan sepeda motor dipatok lebih tinggi, yakni 15% dari tahun lalu yang sebanyak 4 juta unit. Jika target ini terpenuhi, volume penjualan ban motor MASA di tahun ini akan mencapai 4,6 juta unit. Pada perdagangan Jumat (10/01), harga MASA ditutup menguat 0,29% menjadi Rp 341 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News