Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Hasil pra penjualan alias marketing sales emiten properti sampai kuartal III tahun ini masih cukup positif. Padahal, sektor properti masih dibayangi sentimen negatif akibat kenaikan suku bunga dan pengetatan aturan loan to value (LTV) kredit properti.
Meski demikian, sejumlah emiten mengaku masih bisa mengakali hambatan tersebut dan tetap bisa meningkatkan penjualan. PT Ciputra Development Tbk (CTRA), misalnya, sampai kuartal III 2013, telah mengantongi marketing sales sebesar Rp 7,5 triliun. Sekretaris Perusahaan CTRA, Tulus Santoso mengatakan, target tersebut sudah memenuhi 75% dari target marketing sales tahun ini sebesar Rp 10 triliun.
Tulus mengatakan, pengetatan LTV pada konsumen tidak begitu mempengaruhi penjualan perseroan ini. Sebab, "Penjualan CTRA lebih menyasar ke end user, jadi masih menjadi kebutuhan utama," tutur dia.
Maklum, beleid LTV ini mewajibkan bank memberikan fasilitas kredit untuk rumah yang sudah jadi, terutama pembelian rumah kedua dan seterusnya. Selain itu, uang muka untuk pembelian rumah kedua lebih besar dari rumah pertama.
Selama ini, kontribusi terbesar pra penjualan CTRA 85% dari perumahan tapak (landed house) dan 15% dari penjualan apartemen.
Saat ini, CTRA juga tengah menggenjot penjualan dengan proyek baru. "Kami telah menyiapkan peluncuran perumahan baru di Cirebon dan Makasar di kuartal IV ini," imbuh Tulus.
Hasil pra penjualan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) juga cukup moncer. Pengembang properti di Tangerang ini selama kuartal III 2013 telah mengantongi marketing sales Rp 4,3 triliun, dari targetnya tahun ini Rp 5,6 triliun. Ini berarti, ASRI telah memenuhi 76,78% dari target. Penjualan ASRI, sekitar 70% dari penjualan residensial di Serpong, sedangkan 30% sisanya di Pasar Kamis, Tangerang.
Sekretaris Perusahaan ASRI, Hendra Kurniawan mengatakan, sampai saat ini dampak dari pengetatan kredit masih belum terasa kepada penjualan. Namun, ia memperkirakan, efeknya baru akan terasa di awal tahun 2014. "Untuk common sales pasti ada dampaknya, sudah kelihatan, namun belum begitu besar," ucap dia. Ia menambahkan, penjualan masih laris manis dan belum terlihat gejala seret.
Salman Fajari Alamsyah, analis Bahana Sekuritas pun memproyeksikan, pendapatan emiten properti masih akan cukup positif karena hasil marketing sales pada tahun 2012 sudah cukup kencang. Sementara itu, dampak peraturan LTV baru akan terlihat di tahun depan.
Steven Gunawan, analis Batavia Prosperindo Sekuritas bilang, dampak dari kenaikan suku bunga dan loan to value (LTV) properti paling cepat terasa di kuartal IV tahun ini. "Hampir semua emiten properti akan terasa dampaknya, baik mereka yang bermain di kalangan menengah ke atas hingga kelas bawah," tutur dia.
Steven memperkirakan, pendapatan dan laba bersih emiten properti rata-rata akan turun 15%-20% di 2014. Karena itu, dia menyarankan investor agar mencermati emiten-emiten properti dengan arus kas yang kuat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News