Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Kinerja PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) semester I menurun. Pendapatan APLN turun 5,76% menjadi Rp Rp 2,29 triliun secara year on year (yoy). Sementara laba bersih turun 20,6% menjadi Rp 355,17 miliar.
Melvina Wildasari, analis Trimegah Securities bilang, penurunan ini marketing sales. APLN hanya mampu mencetak marketing sales Rp 2,46 triliun selama semester I 2014. Jumlah ini menurun 22,64% year-on-year (yoy).
Reza Nugraha, analis MNC Securities melihat, sebagian besar sektor properti mengalami penurunan marketing sales, termasuk APLN. Tahun ini, Reza memperkirakan, sektor properti masih akan melambat.
Tapi analis menilai, APLN masih mendongkrak kinerja. Pasalnya, APLN memiliki beberapa mega proyek properti di pantai utara Jakarta. APLN melalui anak usahanya, PT Muara Wisesa Samudra, akan reklamasi pantai berlabel Pluit City. APLN akan membangun pulau buatan seluas 160 ha di tiga pulau. Di atas lahan itu, APLN akan membangun kota mandiri dengan proyek residential dan komersial mencapai 60% dari total luas lahan reklamasi.
Melvina menilai, positif mega proyek ini. Pasalnya, banyak developer yang mengembangkan kawasan residential di luar Jakarta lantaran tanah di ibukota yang sudah terbatas. Padahal kawasan residential di Jakarta masih banyak diburu.
Reza menambahkan, apartemen dekat pantai menjadi salah satu pilihan menarik untuk tempat hunian. "Pada dasarnya APLN mampu mengembangkan kawasan tersebut," kata dia.
Tapi, proyek ini memakan waktu cukup lama dan dana besar. Padahal Reza bilang, debt to equity ratio (DER) APLN di atas rata-rata emiten properti lainnya. "Jika rata-rata DER sektor properti satu kali, APLN dua kali," papar Reza. Untungnya, kas APLN masih Rp 3,99 triliun per akhir Juni 2014. Melvina bilang, APLN seharusnya membentuk joint venture untuk mengembangkan Pluit City. Sehingga beban perusahaan tak terlampau besar.
Natalia Sutanto, analis Indo Premier Securities dalam riset 2 Juni 2014 menambahkan, tahun ini, APLN masih mempunyai lima proyek baru. Yakni Podomoro City Deli di Medan, Orchard Park di Batam, dan Harco Glodok di Jakarta yang baru meluncur enam bulan lalu. Menurut Natalia, tiga proyek tersebut dapat memberikan kontribusi presales Rp 10 triliun dalam tiga-lima tahun ke depan.
APLN masih mempunyai proyek apartemen di Simprug dan pusat perdagangan Plaza Kenari Mas di Jakarta.
Natalia optimistis, APLN bisa mempertahankan pertumbuhan pendapatan rata-rata 17% selama tiga tahun ke depan. Tahun ini, dia memperkirakan, pendapatan APLN mencapai Rp 5,46 triliun, tumbuh 11,43% dari tahun lalu Rp 4,9 triliun. Sedangkan laba bersih APLN bisa mencapai Rp 988 miliar atau naik 16,09% dari tahun lalu Rp 861 miliar.
Reza menduga, pendapatan APLN tahun ini akan tumbuh 5%-7%, sedangkan laba bersih tumbuh 3%-5%.
Karena itu, Natalia masih merekomendasikan, buy saham APLN dengan target Rp 480 per saham. Tapi Melvina dan Reza merekomendasikan, hold dengan target harga masing-masing Rp 250 dan Rp 350 per saham. Selasa (22/7), harga APLN turun 1,46% ke Rp 338 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News