Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks saham global utama melonjak ke level tertinggi dalam kurun 5,5 bulan pada hari Rabu (29/8). Pasar optimis potensi transaksi perdagangan AS membersihkan jalan bagi saham teknologi untuk melanjutkan mantel kepemimpinan mereka.
Pembicaraan untuk memperbarui Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) bergantung pada Kanada, setelah kesepakatan Senin antara Amerika Serikat dan Meksiko.
Indeks saham dunia MSCI yang melacak saham di 47 negara naik 0,39%. Indeks S&P 500 dan indeks saham Nasdaq AS mencapai tertinggi sepanjang waktu.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 60,55 poin (0,23%) menjadi 26.124,57. S&P 500 naik 16,52 poin (0,57%) menjadi 2.914,04. Adapun Nasdaq Composite bertambah 79,65 poin (0,99%) menjadi 8.109,69.
Andrew Milligan, kepala strategi global di Aberdeen Standard Investments, mengatakan optimisme investor diwarnai dengan hati-hati. Dia mencatat kesulitan memprediksi negosiasi perdagangan AS yang bisa membuat pasar berombak.
"Itu reli yang tidak menentu," katanya. "Kita butuh sedikit lebih banyak bahan bakar."
Tetapi pada hari Rabu, setidaknya, saham-saham jagoan yang akrab dari pasar bullish memulai kembali peran kepemimpinan mereka. Amazon.com Inc, Apple Inc dan Microsoft Corp mencapai rekor tertinggi harian dan membantu mengangkat indeks Wall Street.
Dollar AS yang telah menjadi safe haven dari kekhawatiran perdagangan, berbalik negatif setelah kenaikan awal. Indeks dolar, takaran relatif mata uang AS terhadap beberapa mitra dagang, turun 0,18%. Peso Meksiko naik 0,59% versus greenback, sementara dolar Kanada naik 0,17%.
Di tempat lain dalam konflik perdagangan global, batas waktu untuk tanggapan publik tentang tarif Trump yang meningkat terhadap US$ 200 miliar barang China kurang dari seminggu lagi pada 5 September. Gedung Putih mengatakan ingin menyelesaikan NAFTA sebelum bernegosiasi dengan China.
"Ada perdebatan besar yang terjadi di kalangan investor: Apakah Trump berharap mencapai kesepakatan dengan semua pemain besar untuk menunjukkan negosiator yang sesukses apa dia, atau apakah dia mencoba memastikan mendapat persetujuan dengan NAFTA dan Uni Eropa agar dapat mengubah semua daya tembak ke China? " kata Milligan dari Aberdeen Standard.
Bursa saham di negara-negara berkembang naik 0,07% tetapi tetap di bawah tekanan dari melemahnya mata uang. Indeks mata uang negara-negara itu turun 0,3% dalam dolar.
Lira Turki memperpanjang kerugian, turun sekitar 3% terhadap dolar. Ini merupakan level terendah selama dua minggu terakhir karena kekhawatiran tumbuh tentang dampak krisis mata uang negara itu. Menteri Keuangan Berat Albayrak dikutip mengatakan dia tidak melihat risiko terhadap ekonomi.
Obligasi bank Turki berdenominasi dolar juga jatuh setelah Moody's membunyikan alarm di sektor ini.
Peso Argentina runtuh lebih dari 7% ke rekor terendah 33,9 per dolar AS pada hari Rabu, mendorong bank sentral menjual cadangan dolar untuk hari kedua berturut-turut. Presiden Mauricio Macri meminta Dana Moneter Internasional mencairkan dana siaga lebih awal.
Harga minyak melonjak lebih tinggi, didukung oleh berita penurunan pengiriman minyak mentah Iran akibat sanksi AS menghalangi pembeli.
Minyak mentah Brent melonjak 1,6% menjadi US$ 77,14, sementara minyak AS bergerak 1,4% lebih tinggi pada US$ 69,51 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News