Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Kenaikan luas harga saham AS mendorong kinerja saham global pada hari Selasa (30/10), setelah Presiden Donald Trump mengatakan "kesepakatan besar" bisa dicapai dengan China yang akan menghilangkan kekhawatiran perang perdagangan yang berkembang antara dua ekonomi terbesar di dunia.
Indeks saham MSCI di seluruh dunia naik 1%, meskipun indeks ini sudah turun hampir 9% selama bulan ini saja.
"Pada titik ini, tidak ada yang bisa mengatakan pasar saham berada di posisi terbawahnya. Sentimen investor global tetap lemah," kata Yasuo Sakuma, kepala investasi di Libra Investments di Tokyo.
"Kami tidak melihat perang perdagangan akan berakhir dalam waktu dekat," kata ahli strategi makroekonomi senior Rabobank, Teeuwe Mevissen. "Dan itu datang pada saat ketika kita melihat semua indikator sentimen di Zona Euro, juga di AS, melemah."
Trump mengatakan selama wawancara dengan Fox News pada Senin malam bahwa dia berpikir mungkin ada kesepakatan dengan China tentang perdagangan. Namun dia juga mengatakan dia memiliki miliaran dolar tarif baru yang siap dikenakan jika kesepakatan itu tidak tercapai.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 431,72 poin (1,77%) menjadi 24.874,64. S&P 500 naik 41,38 poin (1,57%) menjadi 2.682,63. Nasdaq Composite bertambah 111,36 poin (1,58%) menjadi 7.161,65.
Sementara itu data menunjukkan ekonomi Italia terhenti pada kuartal ketiga karena permintaan domestik dan arus perdagangan sama-sama gagal memacu pertumbuhan.
Indeks STOXX 600 pan-Eropa naik 0,01%.
Hawa dingin di sekitar Tiongkok dan perdagangan global meninggalkan pasar berkembang di level terendah 18 bulan, dengan indeks MSCI turun untuk hari keenam berturut-turut.
Euro berkerut di dekat level terendah 10-minggu US$ 1,1352 karena dolar naik ke puncak 2,5 bulan terhadap sekeranjang dari enam mata uang utama dunia.
Harga minyak turun lebih dari 1% dalam perdagangan bergejolak akibat tanda-tanda meningkatnya pasokan dan kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi global dan permintaan bahan bakar akan terpukul oleh pendalaman sengketa perdagangan AS-Cina.
Minyak mentah AS turun 1,28% menjadi US$ 66,18 per barel dan Brent terakhir di US$ 76,07 atawa turun 1,64%.
Surat utang AS tenor 10 tahun memberikan imbal hasil 3,1132%, naik dari 3,087% sehari sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News