kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

MARKET GLOBAL: Pasar dibayangi inflasi AS yang mencapai target dan perang dagang


Jumat, 31 Agustus 2018 / 05:48 WIB
MARKET GLOBAL: Pasar dibayangi inflasi AS yang mencapai target dan perang dagang
ILUSTRASI. Presiden AS Donald Trump


Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Reli panjang saham AS terhenti pada Kamis (30/8) karena kekhawatiran meningkat di kalangan investor bahwa sengketa perdagangan AS-China akan meningkat.

Pasar saham dan imbal hasil obligasi pemerintah telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir dengan harapan bahwa perang perdagangan global dapat dihindari, terutama setelah para pemimpin Amerika Serikat dan Kanada optimis mereka bisa mencapai Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) baru pada hari Jumat.

Sayang, tiba-tiba sentimen investor menggelap karena melihat prospek bahwa tarif AS terhadap barang-barang China senilai US$ 200 miliar kemungkinan besar akan berlaku pada akhir September.

"Saya pikir ini adalah lingkungan di mana seharusnya, jika bukan karena berita perdagangan, kita akan diperdagangkan lebih tinggi dan kita telah melihat banyaknya pembicaraan perdagangan dengan Meksiko," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di B. Riley FBR di New York.

Peso Argentina kembali jatuh. Bank sentral negara itu pada Kamis menaikkan suku bunga acuannya sebesar 15 poin persentase dalam upaya untuk mengendalikan inflasi yang merajalela setelah peso jatuh ke rekor terendah 39 per dolar AS.

Dana Moneter Internasional, sementara masih mempelajari permintaan dari Argentina untuk mempercepat pencairan dana dari program pinjaman US$ 50 miliar.

Lira Turki juga tertekan kembali setelah laporan bahwa deputi gubernur bank sentral Turki mengundurkan diri. Awal bulan ini, krisis mata uang negara itu mengirim lira terjun ke rekor terendah terhadap dolar AS dan memicu kekhawatiran tentang investasi di pasar negara-negara berkembang.

Imbal hasil Treasury AS jatuh pada Kamis pagi setelah data inflasi AS mencapai target Federal Reserve 2% untuk ketiga kalinya tahun ini. Peningkatan angka tahunan PCE inti -indeks pengeluaran konsumsi pribadi tidak termasuk komponen volatile food dan energy- naik 0,2%, setelah naik 0,1% di bulan Juni.

Dow Jones Industrial Average turun 111,9 poin (0,43%) menjadi 26.012,67. S&P 500 kehilangan 8,55 poin (0,29%) menjadi 2.905,49. Nasdaq Composite turun 10,86 poin (0,13%) menjadi 8.098,83.

Indeks dolar naik 0,26%. Nilai euro terhadap dollar AS turun 0,5% menjadi US$ 1,1647.

Benchmark obligasi pemerintah 10-tahun Treasury AS memberikan imbal hasil 2,8658%, turun dari 2,882 persen pada akhir Rabu.

Sebelumnya, saham-saham Asia kehilangan keuntungan karena tanda-tanda muncul bahwa tarif mulai melukai ekonomi China. Jajak pendapat Reuters menunjukkan aktivitas di antara pabrikan China kemungkinan melambat untuk bulan ketiga berturut-turut pada Agustus.

Bursa saham Eropa mengikuti kekhawatiran atas efek pada ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia, termasuk berkurangnya permintaan China untuk ekspor.

Indeks saham pan-Eropa turun 0,3%, mengetuk indeks ekuitas dunia MSCI, yang melacak saham di 47 negara, dari level tertinggi lima bulan. Indeks saham dunia MSCI terakhir turun 0,5%.

Shanghai Composite Index ditutup turun 1,1% dan Hang Seng Hong Kong berakhir 0,9% lebih rendah.

Minyak mentah AS naik 0,3% menjadi US$ 69,73 per barel dan Brent terakhir di US$ 77,65, naik 0,25% pada hari itu karena persediaan minyak mentah AS turun dan pengiriman minyak mentah Iran jatuh karena sanksi AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×