Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Saham-saham pasar berkembang memimpin penurunan indeks di seluruh dunia pada Rabu (5/9). Investor memposisikan diri mereka lebih defensif sementara tenggat waktu dalam konflik perdagangan AS-China membayang dan pembicaraan perdagangan AS-Kanada dilanjutkan.
Penurunan dalam mata uang negara-negara berkembang menawarkan beberapa support terhadap dolar, yang turun sedikit, karena euro naik dan sterling Inggris kembali menguat dalam perdagangan yang bergejolak.
Amerika Serikat dan Kanada melanjutkan pembicaraan pembenahan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA). Kanada bersikeras ada ruang untuk menyelamatkan pakta itu, meskipun ada beberapa tanda kesepakatan sudah dekat. Presiden AS Donald Trump mengatakan pembicaraan dengan Kanada akan dilakukan.
Periode komentar publik tentang kemungkinan tarif AS baru untuk barang-barang China senilai US$ 200 miliar akan berakhir pada hari Kamis, dengan perkiraan bahwa Trump akan mengenakan pungutan tambahan.
Tenggat waktu membebani indeks saham pasar negara berkembang MSCI, yang jatuh 1,7% seiring penurunan indeks SE Shanghai Composite.
Di Wall Street, Dow Jones Industrial Average naik 22,51 poin (0,09%) menjadi 25,974.99. S&P 500 kehilangan 8,12 poin (0,28%) menjadi 2.888,6. Adapun Nasdaq Composite turun 96,07 (1,19%) menjadi 7.995,17.
Indeks FTSEurofirst 300 pan-Eropa kehilangan 1,20% dan indeks saham MSCI di seluruh dunia melorot 0,61%.
Mata uang emerging market menunjukkan penurunan hari kedua, dengan indeks mata uang emerging market JPMorgan jatuh 0,2% di tengah kekhawatiran ekonomi berorientasi ekspor akan terjebak dalam bentrokan konflik perdagangan yang meningkat.
Sterling terakhir diperdagangkan pada US$ 1,2908, naik 0,42% karena investor memposisikan hasil Brexit yang menguntungkan.
Diukur terhadap sekeranjang mata uang, indeks dolar turun 0,34% dengan euro naik 0,42% menjadi US$ 1,163.
Patokan surat utang AS bertenor 10 tahun memberikan imbal hasil 2,2004%, turun dari 2,902% pada akhir Selasa. Obligasi bertenor 30 tahun menmberikan imbal hasil 3,0737%, naik dari 3,069% pada akhir Selasa.
Harga minyak jatuh setelah badai Teluk AS melemah dan menjauh dari daerah-daerah penghasil minyak dan kekhawatiran meningkat tentang perselisihan perdagangan global dan krisis mata uang Turki melukai permintaan.
Minyak mentah AS turun 1,39% menjadi US$ 68,90 per barel dan harga Brent berakhir di US$ 77,35, turun 1,05%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News