Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam dua hari perdagangan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kenaikan 14,95% ke level 4.545,47 per Jumat (27/3). Meskipun begitu, secara year to date (ytd), IHSG masih merosot 27,84%.
Di tengah tren penurunan ini, ada sejumlah saham yang menjadi laggard atau pemberat pergerakan IHSG. Berdasarkan data yang diolah Kontan.co.id dari Bursa Efek Indonesia dan RTI, harga saham 10 besar laggard IHSG sepanjang 2020 ini, rata-rata anjlok 34,74%.
Alhasil, kapitalisasi pasar (market cap) 10 saham laggard tersebut terkoreksi Rp 1.033 triliun. Secara rinci, saham-saham tersebut adalah sebagai berikut:
1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
Harga BBCA turun 17,58% ytd menjadi Rp 27.550 per saham dengan price earning ratio (PER) 23,77x per Jumat (27/3). Pada awal 2020, harga BBCA masih sebesar Rp 33.425 per saham. Alhasil, market cap BBCA tergerus Rp 136,6 triliun, dari Rp 815,85 triliun pada awal 2020 menjadi Rp 679,25 triliun.
2. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
Harga BBRI turun 26,59% ytd menjadi Rp 3.230 per saham dengan PER 11,58x per Jumat (27/3). Pada awal 2020, harga BBRI masih sebesar Rp 4.400 per saham. Alhasil, market cap BBRI tergerus Rp 138,88 triliun, dari Rp 537,29 triliun pada awal 2020 menjadi Rp 398,41 triliun.
Baca Juga: IHSG Rontok, Rp 2.000 Triliun Lenyap dari Bursa
3. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
Harga BMRI turun 35,64% ytd menjadi Rp 4.940 per saham dengan PER 8,39x per Jumat (27/3). Pada awal 2020, harga BMRI masih sebesar Rp 7.675 per saham. Alhasil, market cap BMRI tergerus Rp 124,06 triliun, dari Rp 354,59 triliun pada awal 2020 menjadi Rp 230,53 triliun.
4. PT Astra International Tbk (ASII)
Harga ASII turun 41,08% ytd menjadi Rp 4.080 per saham dengan PER 7,61x per Jumat (27/3). Pada awal 2020, harga ASII masih sebesar Rp 6.925 per saham. Alhasil, market cap ASII tergerus Rp 115,18 triliun, dari Rp 280,35 triliun pada awal 2020 menjadi Rp 165,17 triliun.
5. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
Harga TLKM turun 22,17% ytd menjadi Rp 3.090 per saham dengan PER 13,92x per Jumat (27/3). Pada awal 2020, harga TLKM masih sebesar Rp 3.970 per saham. Alhasil, market cap TLKM tergerus Rp 87,18 triliun, dari Rp 393,28 triliun pada awal 2020 menjadi Rp 306,1 triliun.
6. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)
Harga TPIA turun 46,02% ytd menjadi Rp 5.600 per saham dengan PER 311,11x per Jumat (27/3). Pada awal 2020, harga TPIA masih sebesar Rp 10.375 per saham. Alhasil, market cap TPIA tergerus Rp 144,4 triliun, dari Rp 244,27 triliun pada awal 2020 menjadi Rp 99,87 triliun.
7. PT Barito Pacific Tbk (BRPT)
Harga BRPT turun 58,94% ytd menjadi Rp 620 per saham dengan PER 206,67x per Jumat (27/3). Pada awal 2020, harga BRPT masih sebesar Rp 1.510 per saham. Alhasil, market cap BRPT tergerus Rp 79,22 triliun, dari Rp 134,41 triliun pada awal 2020 menjadi Rp 55,19 triliun.
Baca Juga: Saham Mid Caps dan Small Caps Jadi Penopang IHSG
8. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP)
Harga HMSP turun 31,19% ytd menjadi Rp 1.445 per saham dengan PER 12,35x per Jumat (27/3). Pada awal 2020, harga HMSP masih sebesar Rp 2.100 per saham. Alhasil, market cap HMSP tergerus Rp 76,19 triliun, dari Rp 244,27 triliun pada awal 2020 menjadi Rp 168,08 triliun.
9. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)
Harga BBNI turun 49,17% ytd menjadi Rp 3.990 per saham dengan PER 4,84x per Jumat (27/3). Pada awal 2020, harga BBNI masih sebesar Rp 7.850 per saham. Alhasil, market cap BBNI tergerus Rp 70,52 triliun, dari Rp 144,93 triliun pada awal 2020 menjadi Rp 74,41 triliun.
10. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
Harga UNVR turun 19,05% ytd menjadi Rp 6.800 per saham dengan PER 35,05x per Jumat (27/3). Pada awal 2020, harga UNVR masih sebesar Rp 8.400 per saham. Alhasil, market cap UNVR tergerus Rp 61,04 triliun, dari Rp 320,46 triliun pada awal 2020 menjadi Rp 259,42 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News