Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) berusaha memperkuat kinerja keuangannya seiring industri cetakan sarung tangan yang dipandang masih prospektif.
Presiden Direktur Mark Dynamics Indonesia Ridwan Goh menyampaikan, pihaknya menargetkan penjualan dan laba bersih tumbuh dobel digit dengan estimasI 31% pada 2024.
"Optimisme ini diperkuat dengan penuhnya order penjualan sampai dengan kuartal III-2024," kata dia, tengah pekan lalu.
Ridwan menjelaskan, total permintaan sarung tangan dunia pada 2023 mencapai lebih dari 300 miliar pieces (pcs). Pada masa mendatang, industri sarung tangan global diperkirakan akan mengalami pertumbuhan permintaan dengan rata-rata penjualan tahunan atau compound annual growth rate (CAGR) sekitar 8-10%.
Hal ini didorong oleh meningkatnya kesadaran akan kebersihan yang terus bertambah serta permintaan dunia yang semakin tinggi untuk kebutuhan produk higienis di negara dengan populasi tinggi seperti China, India, dan Indonesia.
Baca Juga: Presiden Direktur Mark Dynamics (MARK) Ridwan Goh Rajin Diversifikasi Pasca Pandemi
Manajemen MARK telah mengantisipasi potensi peningkatan permintaan cetakan sarung tangan dengan melakukan penambahan sumber daya manusia (sdm) secara bertahap.
MARK tidak memiliki kendala terkait utilitas mengingat perusahaan ini telah menambah satu pabrik baru pada 2021 lalu. Alhasil, sekarang MARK memiliki tiga pabrik cetakan sarung tangan yang berlokasi di Deli Serdang, Sumatera Utara dengan kapasitas terpasang mencapai 2 juta pcs per bulan.
Adapun untuk saat ini, kapasitas produksi yang dioperasikan MARK yakni berjumlah 1,2 juta pcs per bulan. Peningkatan produksi dapat dilakukan mengikuti dinamika permintaan cetakan sarung tangan dari pelanggan.
Di samping itu, MARK juga berusaha meningkatkan ekspor yang selama ini ditujukan ke Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
"Kami juga akan melakukan penetrasi penjualan ekspor ke negara China, India, Sri Lanka, dan Amerika Serikat," imbuh Ridwan.
Lebih lanjut, MARK juga melakukan diversifikasi dengan memasarkan produk kloset jongkok meski cakupannya terbatas di area Sumatra. Penjualan kloset ini dilakukan oleh anak usaha MARK yakni PT Berjaya Dynamics Indonesia yang memiliki pabrik dengan kapasitas produksi sebesar 500 unit per hari.
Pembuatan kloset tersebut menggunakan bahan sisa dari cetakan sarung tangan yang tidak terpakai. Selain efisien dan membantu mengurangi limbah, upaya tersebut tentu juga akan menambah pendapatan bagi MARK.
Sebagai pengingat, penjualan MARK melesat 63,06% year on year (yoy) menjadi Rp 211,99 miliar pada kuartal I-2024. Pada saat yang sama, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk MARK tumbuh 136,82% yoy menjadi Rp 72,23 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News