kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Marjin Tertekan, Begini Prospek Kalbe Farma (KLBF) dari NH Korindo Sekuritas


Jumat, 02 Desember 2022 / 21:49 WIB
Marjin Tertekan, Begini Prospek Kalbe Farma (KLBF) dari NH Korindo Sekuritas
RUPS Tahunan PT Kalbe Farma Tbk di Jakarta (19/5/2022). Marjin Tertekan, Begini Prospek KLBF Dari NH Korindo Sekuritas.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 10,9% menjadi menjadi Rp 21,2 triliun pada kuartal III 2022.  Semua segmen bisnis emiten farmasi ini kompak mengalami pertumbuhan dengan segmen distribusi dan logistik memimpin pertumbuhan sebesar 13,8% secara tahunan.

Adapun pada kuartal III 2022, penjualan Kalbe Farma tercatat Rp 7,3 triliun atau tumbuh 6,5% secara bulanan  dan 8,6% secara tahunan.

Analis NH Korindo Cindy Alicia Ramadhania memaparkan, biaya bahan baku mengalami kenaikan sebesar 32,9% secara tahunan hingga akhir kuartal III. Sehingga menyebabkan cost of goods sold naik menjadi Rp 12,4 triliun atau naik 15% secara tahunan.

Di tengah kenaikan beban operasi, hingga akhir September 2022 laba usaha KLBF tumbuh 8,2% menjadi Rp 3,1 triliun sehingga laba bersih mengalami pertumbuhan 8,6% menjadi Rp 2,5 triliun.

Baca Juga: Sambut Akhir Pekan, Simak Rekomendasi Saham INTP, KLBF, PWON, TBIG Hari Ini

Secara kuartalan, laba usaha kuartal III tercatat Rp 1,1 triliun atau tumbuh 8% secara bulanan dan 3,6% secara tahunan serta laba bersih kuartal III 2022 Rp 848,6 miliar.

Namun, pada kuartal III 2022 KLBF belum mampu mencatatkan pertumbuhan margin.

Marjin laba kotor (GPM), marjin laba operasional (OPM), dan marjin laba bersih (NPM) masing-masing mencatatkan hasil yang lebih rendah yaitu 40,2%, 14,6%, dan 11,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu 42,8%, 15,3% dan 11,7%.

"Adapun, marjin laba kotor lebih rendah disebabkan oleh business mix dan harga bahan baku yang lebih tinggi," tulisnya dalam riset, Selasa (29/2).

Cindy menjelaskan, kenaikan harga bahan baku dan adanya product mix menyebabkan GPM semua segmen hingga akhir September 2022 mengalami penurunan. Segmen distribusi dan logistik mencatatkan GPM sebesar 23,3% dari sebelumnya 24,7%.

GPM untuk segmen nutrisi, obat resep dan produk kesehatan juga mencatatkan GPM yang lebih rendah yaitu masing-masing sebesar 49,9%, 50,6%, dan 56,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu 51,6%, 52,9%, dan 58,7%.

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Telah Selesaikan Akuisisi 99,98% Saham Sanofi Indonesia




TERBARU

[X]
×