kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Margin laba tertekan tarif cukai, begini cara Gudang Garam (GGRM) jaga kinerja


Kamis, 09 September 2021 / 17:27 WIB
Margin laba tertekan tarif cukai, begini cara Gudang Garam (GGRM) jaga kinerja
ILUSTRASI. Produk Gudang Garam (GGRM).


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Anna Suci Perwitasari

Sebaliknya, volume penjualan segmen SKM low tar and nicotine (LTN) turun dari 2,3 miliar batang menjadi 1,3 miliar batang. Kemudian, volume penjualan SKT turun dari 4,5 miliar batang menjadi 4,4 miliar batang. 

Menurut Heru, kenaikan volume penjualan pada segmen SKM FF didorong oleh konsumen yang melakukan downtrading dengan mencari rokok yang lebih murah dengan jenis berbeda, tetapi masih tetap dapat memenuhi kebutuhan merokok-nya.  Misalnya saja, seseorang yang biasanya mengonsumsi SKM LTN isi 16 batang akan melakukan downtrading dengan membeli SKM FF isi 12 batang.

"Dengan begitu, Gudang Garam sebagai pendatang baru segmen SKM LTN sebenarnya tidak terlalu menghadapi kendala yang berat. Kami justru diuntungkan karena kami merupakan produsen rokok terbesar di segmen SKM FF," ungkap Heru.

Prospek industri rokok

Terkait dengan prospek industri rokok ke depannya, Heru melihat bahwa kondisinya masih penuh dengan tantangan. Pasalnya, pandemi Covid-19 yang masih berlangsung terus memberikan ketidakpastian kepada industri berupa pengaruh terhadap tingkat daya beli masyarakat yang pada akhirnya memengaruhi tingkat pemulihan ekonomi. Selain itu, industri rokok juga masih dibayangi oleh kemungkinan dinaikkannya tarif cukai.

Baca Juga: Persiapan masuk bisnis rokok elektrik, Gudang Garam (GGRM) mendirikan tiga anak usaha

Untuk memperbaiki profitabilitas, Heru menyampaikan bahwa mau tidak mau Gudang Garam perlu menaikkan harga jual. Pada bulan April, Mei, Juli, dan September 2021, Gudang Garam sebenarnya sudah menaikkan harga jual secara bertahap, yakni masing-masing Rp 500 untuk salah satu produknya.

Meskipun begitu, dalam menaikkan harga jual, Gudang Garam akan terlebih dahulu memperhatikan dan membandingkan aksi yang dijalankan oleh kompetitor lainnya.

Di samping itu, Gudang Garam juga akan mencermati perkembangan daya beli masyarakat terutama di kelas menengah ke bawah, melihat indikator perbaikan ekonomi, serta memperhitungkan sejauh mana kenaikan harga tersebut akan memengaruhi penurunan volume penjualan. 

Gudang Garam juga belum berencana untuk mengeluarkan produk baru dalam waktu dekat ini, melainkan hanya akan menambah pilihan kemasan dengan isi 12 batang untuk sejumlah varian. Pasalnya, biaya untuk peluncuran produk baru tergolong cukup besar dan dalam keadaan daya beli yang sedang tertekan, efektivitasnya dinilai tidak akan besar.

Selanjutnya: IHSG berpeluang menguat lagi pada Jumat (10/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×