Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli
“Di tahun 2022, kami mempertahankan posisi overweight pada sektor inti yang mendapatkan manfaat dari perubahan struktural, seperti e-economy, green economy, dan telekomunikasi," kata Samuel.
Sementara itu, secara selektif MAMI mengambil posisi overweight pada beberapa sektor yang menjadi proxy pembukaan kembali ekonomi, seperti finansial, otomotif, dan properti. MAMI memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada di level 7.600 di tahun depan.
Baca Juga: Prospek Utang Korporasi Stabil di 2022, Refinancing Mencapai Titik Tertinggi di 2024
Dari sisi pasar obligasi, Ezra Nazula, Director & Chief Investment Officer, Fixed Income MAMI menilai imbal hasil riil yang relatif tinggi dibandingkan kawasan lain, akan tetap membuat pasar obligasi Indonesia kuat menghadapi perubahan sentimen global di tahun depan.
Selain itu, prospek pasokan yang terkendali dan permintaan domestik yang kuat, ditopang oleh laju pertumbuhan kredit yang masih relatif rendah dan imbal hasil obligasi yang menarik, dapat mendukung pergerakan obligasi Indonesia. Ezra memperkirakan, imbal hasil obligasi pemerintah dengan durasi 10 tahun untuk tahun 2022 akan berada di level 6%-6,25%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News