Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Edy Can
TANJUNG PANDAN. PT Mandiri Sekuritas mulai menawarkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias sukuk global yang akan terbit semester kedua ini. Co-manager penerbitan sukuk global ini telah menyambangi investor di berbagai kota besar dunia seperti Kuala Lumpur, Hong Kong, London dan beberapa kota di Timur Tengah.
Road show itu telah dilakukan sejak 18 Agustus lalu hingga 25 Agustus lalu. Direktur Utama Mandiri Sekuritas Abiprayadi Riyanto mengatakan calon investor yang diundang diantaranya fund manager, bank, perusahaan aset manajemen dan dana pensiun.
Head of Debt Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto menambahkan minat investor asing pada sukuk global cukup tinggi. “Terlihat dari banyaknya investor yang datang,” tambah Handy.
Dalam roadshoe ini, Mandiri Sekuritas memaparkan kondisi makro ekonomi Indonesia sehingga investor bisa mengetahui secara garis besar perkembangan ekonomi domestik. Dia mengaku belum ada permintaan investor terkait tenor maupun kupon sukuk global tersebut. “Ini namanya non-deal roadshow. Sehingga belum ada perbincangan ke arah situ,” tambah Handy.
Fitch Ratings telah menyematkan peringkat BBB- untuk instrumen ini. Peringkat tersebut seiring prospek jangka panjang Indonesia dengan outlook stabil. Fitch menyebut, peringkat tersebut mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan volatilitas lebih rendah dibandingkan negara lain dalam satu peers.
Sekadar gambaran, tahun lalu, pemerintah menerbitkan sukuk global senilai US$ 1,5 miliar bertenor 5,5 tahun. Surat utang yang akan jatuh tempo pada Maret 2019 ini menetapkan imbal hasil 6,125%. Dibandingkan empat penerbitan sebelumnya, yield tahun lalu termasuk tertinggi kedua. Yield paling tinggi diberikan pada sukuk global yang pertama kali terbit, April 2009, yaitu sebesar 8,8%. Sejumlah analis memperkirakan, kupon sukuk global tahun ini berkisar 3,7% hingga 5,5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News