Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Reksadana saham diproyeksi mencetak kinerja positif hingga akhir tahun. Indeks harga saham gabungan (IHSG) yang menunjukkan tren penguatan menjadi katalis pendorong kinerja reksadana saham.
Berdasarkan data Infovesta, reksadana saham mencetak return 7,14% per Oktober 2025. Secara bulanan (month on month/mom), reksadana saham naik 2,18%. Jika dilihat kinerja reksadana saham mengungguli reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang.
Salah satu yang mencatat kinerja positif adalah SAM Dana Saham Nusantara Kelas S milik Samuel Asset Manajemen (SAM). Secara mom dari September ke Oktober, reksadana tersebut mencetak return 9,27%.
Baca Juga: Tren IHSG Menguat, Begini Pengaruhnya ke Reksadana Saham Hingga Akhir Tahun
Hernandi Wisnu, Portofolio Manager Samuel Aset Manajemen (SAM) menuturkan bahwa sejak pertengahan tahun, SAM memanfaatkan tren kenaikan harga emas yang turut mendorong kinerja saham-saham tambang emas.
Sekitar 30% portofolio SAM Dana Saham Nusantara Kelas S ditempatkan pada saham-saham emas. Sementara 50% pada saham berfundamental kuat dan 20% pada saham dengan potensi momentum jangka pendek.
Namun, memasuki November, SAM melakukan penyesuaian alokasi menjadi sekitar 80% saham berfundamental kuat, 10% saham emas, dan 10% saham momentum. Fokus SAM saat ini adalah menjaga konsistensi kinerja melalui pemilihan emiten dengan prospek laba yang solid dan valuasi yang masih menarik.
“Kami menargetkan potensi imbal hasil sekitar 3% – 5% di atas kinerja benchmark hingga akhir tahun, seiring dengan strategi yang lebih defensif namun tetap selektif terhadap peluang yang muncul di sektor-sektor berfundamental kuat,” terang Hernandi kepada Kontan, Kamis (6/11/2025).
Produk reksadana lain yang turut mencetak kinerja positif adalah HPAM Tactical Equity dari Henan Putihrai Asset Management (HPAM). Reksadana ini mencetak return 41,61% secara year to date (ytd) per Oktober 2025.
Baca Juga: Kinerja Reksadana Saham Tertinggal dari IHSG, Ini Penyebabnya
Mengutip fund fact sheet-nya, kebijakan investasi HPAM Tactical Equity adalah sekitar 80% saham dan 20% pasar uang. Jika dilihat dari sektornya, portofolio investasi saham di sektor keuangan/finansial 24,4%, sektor bahan dasar (basic materials) 20,1%, sektor perbankan 13,4%, dan sektor lainnya 17,6%.
Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution, Henan Putihrai Asset Management, Reza Fahmi Riawan mengatakan, strategi Henan Asset Tactical Equity berfokus pada pendekatan bottom-up berbasis fundamental, dengan pemilihan saham yang memiliki valuasi menarik dan prospek pertumbuhan jangka menengah.
“Tim manajemen investasi menerapkan pendekatan taktis dengan memperhatikan momentum sektoral dan dinamika makroekonomi,” ujar Reza.
Reza menambahkan, portofolio HPAM Tactical Equity cenderung overweight pada sektor yang memiliki katalis positif. Seperti energi, infrastruktur, dan teknologi, serta saham-saham yang memiliki potensi turnaround kinerja.
Selain itu, manajemen risiko menjadi elemen penting, dengan diversifikasi yang terukur dan penyesuaian alokasi aset secara dinamis sesuai kondisi pasar.
“Hingga akhir tahun 2025, HPAM Tactical Equity menargetkan imbal hasil di kisaran 35 - 45%, sejalan dengan kinerja YTD yang telah mencapai 41.61% per akhir october 2025,” ucap Reza.
Reza menyampaikan, target tersebut mempertimbangkan potensi penguatan pasar saham menjelang akhir tahun, didorong oleh sentimen window dressing, arus dana asing, dan pemulihan earnings emiten.
“Dengan strategi aktif dan selektif, HPAM optimis dapat mempertahankan kinerja di atas rata-rata industri,” pungkas Reza.
Selanjutnya: Cadangan Devisa Diperkirakan Turun Hingga US$ 1,2 Miliar pada Oktober 2025
Menarik Dibaca: Dari Musik sampai Rumah Pintar, Ini Produk Baru Anker di Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













