Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mayora Indah Tbk (MYOR) aktif ekspansi bisnis dan inovasi produk untuk mendorong pertumbuhan laba. Beberapa bentuk ekspansi yang dilakukan MYOR diantaranya dengan membuat produk biskuit gurih dan membuat produk permen vitamin yang diharapkan bisa menambah penjualan pada tahun 2023 dan 2024.
Analis Maybank Kim Eng Sekuritas, Willy Goutama dalam riset 14 November menjelaskan, pasar biskuit gurih akan tumbuh lebih cepat dibanding penjualan biskuit manis. Tingkat pertumbuhan per tahun selama rentang periode waktu tertentu alias compounded annual growth rate (CAGR) biskuit gurih tumbuh 7,4% pada periode 2023-2026. Sementara CAGR biskuit manis di 7%.
"Menurut kami MYOR akan memprioritaskan biskuit gurih barunya untuk pengembangan pasar sesuai dengan bisnis inti MYOR," terang Willy dalam riset. Adapun beberapa biskuit gurih baru dirilis diantaranya Roma Apetito dan Roma Shark n Friends. Willy menyebut dengan memanfaatkan merek Roma yang sudah terkenal lebih dulu dinilai akan lebih mudah memasarkan.
Baca Juga: NH Korindo Sekuritas Rekomendasikan Beli Saham MYOR, Simak Ulasannya
Beberapa produk lain yang telah diluncurkan Mayora di sepanjang tahun ini diantaranya permen Fuitivit dan biskuit manis Roma Bonita. Tak hanya itu, Mayora juga mengeluarkan varian baru pada produk yang sudah ada seperti Energen Champion yang akan rilis di Indonesia dan Filipina. Mayora juga memiliki Gilus Kopi Harum dengan formulasi baru, biskuit manis Roma Arden varian strawberry yougurt cookies dan wafer Wafello Coconut Cream.
Willy percaya ekspansi Mayora di biskuit gurih dan permen vitamin bisa meningkatkan pendapatan pada periode 2022-2024. "Menurut kami tiga produk yakni Roma Shark n Friends, Roma Apetito, Roma Bonita dan Fruitivi akan menjadi produk andalan untuk memperluas pasar Mayora. Ini sejalan dengan fokus utama MYOR," terang dia.
Produk-produk baru ini akan menyasar pelanggan baru karena beberapa produk umumnya dihargai lebih tinggi dari harga rata-rata produk MYOR yang sudah ada. "Kami percaya produk baru ini dapat mempercepat pertumbuhan penjualan dan yang terakhir aka mendukung margin kotor pada tahun 2023 dan 2024," jelas Willy dalam riset.
Faktor lain yang bisa mengerek penjualan Mayora di dalam negeri menurut Willy adalah pemilihan presiden. Dimana penjualan di pasar domestik berkontribusi sebesar 55% dari total penjualan. "Lima sampai delapan bulan sebelum tanggal pemilihan, kampanye politik biasanya diadakan di setiap provinsi secara nasional," kata dia.
Baca Juga: Didorong Daya Beli, Saham Barang Konsumen Masih Seksi
Pemilihan umum biasanya meningkatkan konsumsi secara masal. "Pengamatan kami terhadap dua kampanye presiden terakhir yakni pada tahun 2014 dan 2019 menunjukkan dampak positif pada penjualan MYOR," kata Willy.
Ini wajar terjadi lantaran penjualan produk MYOR merupakan barang konsumsi dasar. MYOR juga memiliki pasar yang luas mulai dari supermarket, pedagang kaki lima dan lain-lain.
Karena itu, Willy memperkirakan, pendapatan dan laba bersih MYOR pada tahun depan masing-masing menjadi Rp 36,13 tiliun dan Rp 2,19 triliun. Proyeksi tersebut lebih tinggi dari proyeksi dia sebelumnya yang memperkirakan pendapatan dan laba bersih MYOR hanya bisa mencapai Rp 35,39 triliun dan Rp 1,8 triliun.
Sementara di tahun 2022, pendapatan dan laba bersih MYOR masing-masing menjadi Rp 31,64 triliun dan Rp 1,43 triliun.
Karena itu, Willy menyarankan beli saham MYOR dengan target harga di Rp 2.900 per saham. "MYOR akan mendapatkan keuntungan dari pasar ekspornya yang besar. Hal ini akan mengurangi ketergantungan MYOR di pasar tunggal," kata dia.
Baca Juga: Kinerja Mayora (MYOR) dan Unilever Indonesia (UNVR) Kompak Naik, Mana yang Menarik?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
