kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Makin besar setelah akuisisi SMCB, ini strategi Semen Indonesia (SMGR) selanjutnya


Rabu, 21 Agustus 2019 / 13:08 WIB
Makin besar setelah akuisisi SMCB, ini strategi Semen Indonesia (SMGR) selanjutnya
ILUSTRASI. Pasca Konsolidasi, Pendapatan Semen Indonesia Naik 22,9%


Reporter: Yasmine Maghfira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) resmi mengakuisisi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) per 31 Januari 2019 lalu. Setelah akuisisi, total anggota Grup Semen Indonesia menjadi 14 perusahaan. Semen Indonesia menyatakan visi perusahaan pelat merah ini berubah dari perusahaan semen terbesar di Indonesia menjadi penyedia bahan bangunan di regional.

GM of Marketing Semen Indonesia Johanna Daunan menyatakan, dengan mengakuisisi PT Holcim Indonesia Tbk yang kini telah berubah nama menjadi PT Solusi Bangun Indonesia, kapasitas terpasang SMGR meningkat menjadi 53 juta ton. 

Kemudian dengan mengakuisisi ex-Holcim itu, SMGR akan memfokuskan empat strategi prioritas dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Pertama, strategi cost leadership atau menekan dengan biaya rendah. SMGR akan mengintegrasikan pemasaran, supply chain, dan fungsi pengadaan.

Baca Juga: Begini persiapan Semen Indonesia (SMGR) menghadapi persaingan bebas

Kedua, diversifikasi produk SMGR. "Jika awalnya kami hanya produk semen kini beralih ke produk turunan semen," ujar Johanna pada Public Expose Live 2019 di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (21/8).

Strategi ketiga, dengan mengubah visi SMGR dari perusahaan semen menjadi penyedia solusi bahan bangunan di regional. Keempat, dengan membuat satu tujuan dan budaya yang sama. Secara konsolidasi, anak perusahaan Semen Indonesia kini telah mencapai 14 unit.

Strategi tersebut utamanya dibuat untuk meningkatkan kinerja perusahaan karena margin SMGR masih flat. Pada semester satu 2019, SMGR mencatatkan penurunan gross profit margin yang hanya mencapai 29,8%. Turun dari periode yang sama tahun 2018 sebesar 31,1%. Namun, gross profit margin pada enam bulan pertama di tahun ini sebetulnya naik dibandingkan kuartal satu 2019 yang mencapai 27,2%. 

"Karena margin yang masih flat, kami berharap di semester dua nanti dapat meningkat. Apalagi kami masih merealisasikan produk dari Semen Indonesia dan Solusi Bangun Indonesia yang baru diakuisisi," ujar SPV of SMO & Communication Semen Indonesia Ami Tantri.

Baca Juga: Kisah IPO Semen Indonesia (SMGR), BUMN Pertama di Bursa Efek

Pascaakuisi tersebut, pangsa pasar SMGR sampai Juli 2019 mencapai 53,1%. Sebelum konsolidasi, total market share masing-masing perusahaan sebesar 39,4% untuk Semen Indonesia dan 15,4% untuk SMCB

Solusi Bangun Indonesia juga berkontribusi dalam volume penjualan grup yang mencapai 5,64 juta ton atau setara 26,51%  dari total penjualan Semen Indonesia Group. 

Selain itu, Semen Indonesia SMGR berhasil mencatatkan volume penjualan pasar semen domestik di luar Solusi Bangun Indonesia hingga Juli 2019 sebesar 13,49 juta ton. Penjualan ekspor SMGR di luar Solusi Bangun Indonesia yang berasal dari fasilitas Indonesia mencapai 1,88 juta ton.

Sementara, penjualan domestik SMCB hingga Juli 2019 mencapai 5,4 juta ton, sedangkan ekspor emiten semen ini mencapai 240.060 ton.

Sepanjang semester pertama lalu, pendapatan SMGR tumbuh sebesar 22,9% menjadi Rp 16,35 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 13,31 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×