Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lukisan sudah lama menjadi instrumen investasi alternatif yang bisa memberikan keuntungan berkali-kali lipat.
Amir Sidharta, Pengelola Balai Lelang Sidharta Auctioneer mengamati modal investasi lukisan dari tahun ke tahun selalu semakin mahal. Artinya, ceruk keuntungan memang selalu ada di investasi lukisan.
Berdasarkan pengalaman Amir, dulu banyak lukisan dengan harga di bawah Rp 50 juta. Namun, kini investor lukisan rata-rata membutuhkan nilai investasi ratusan juta untuk mendapatkan lukisan yang memiliki potensi keuntungan.
Baca Juga: Pameran industri kaca se-Asia di gelar di ICE BSD
"Lukisan bagus, memang selalu diikuti dengan nilai investasi yang juga tinggi, artinya, tidak mungkin mengharapkan lukisan dengan harga rendah dapat terjual mahal dalam waktu dekat," kata Amir.
Namun, Amir mengatakan dalam berinvestasi lukisan susah untuk memproyeksikan kapan waktu yang tepat lukisan yang dimiliki bisa bernilai jual lebih tinggi.
"Selain memikirkan kualitas lukisan dan pelukisnya, seringkali investasi lukisan untung-untungan juga," kata Amir.
Sama seperti instrumen investasi lainnya, kondisi ekonomi turut mempengaruhi potensi investasi lukisan. Amir mengatakan bila ekonomi bertumbuh maka investor bisa semakin banyak membeli lukisan dan harga lukisan bisa ikut naik.
Namun, Amir mengatakan rata-rata dalam satu tahun investasi lukisan bisa memberi return 10%-15%. Tapi jangan lupa, investasi lukisan juga memiliki risiko. Barang seni seperti lukisan sangat besar terpengaruh selera pasar yang juga bisa berubah kapan saja. Proyeksi keuntungan tersebut bisa sirna jika lukisan yang dimiliki tidak sesuai dengan selera pasar.
Baca Juga: Eksotis di global, Investasi Wine di Indonesia masih kurang menarik
Amir setuju, lukisan bisa menjadi investasi alternatif yang menarik. Lihat saja, Amir bercerita, lukisan asal China yang dibeli tahun 2000 dengan harga Rp 50 juta bisa terjual Rp 100 juta bahkan miliaran di tahun 2005.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News