Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah terus tertekan dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah berpeluang menguat pada perdagangan Senin (20/7).
Seperti diketahui, pada akhir perdagangan Jumat (17/7), rupiah ditutup melemah 0,53% ke Rp 14.703 per dolar Amerika Serikat (AS). Dengan demikian, dalam sepekan, rupiah di pasar spot telah melemah 1,86%.
Tak berbeda jauh, rupiah di kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga ambles 1,01% ke level Rp 14.780 per dolar AS. Sehingga di kurs tengah BI itu, rupiah telah terkoreksi 1,92% di pekan yang berakhir 17 Juli 2020.
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, sentimen terkait lonjakan jumlah kasus virus corona baik dari dalam ataupun luar negeri masih akan jadi katalis utama. Terlebih pasar cukup mengkhawatirkan ekonomi Indonesia masuk zona resesi, karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kembali diperpanjang.
Baca Juga: Kurs rupiah paling lemah sejak akhir Mei, prospek pekan depan masih suram
Kendati demikian, Alwi menilai rupiah akan mendapat angin segar pada perdagangan besok. Sentimen tersebut datang dari hasil G-20 di akhir pekan lalu, yang berusaha menggunakan semua alat kebijakan yang tersedia untuk memerangi pandemi virus corona dan meningkatkan ekonomi global.
“Berita tersebut kemungkinan akan meningkatkan risk appetite. Selain itu, pasangan USD/IDR sudah overbought, artinya dolar AS sudah jenuh beli atas rupiah sehingga bisa membuka peluang koreksi buat dollar, apalagi indeks dolar AS saat ini juga dalam keadaan melemah,” kata Alwi kepada Kontan.co.id, Minggu (19/7).
Dengan kondisi ini, Alwi memperkirakan rupiah akan berpotensi menguat dengan rentang Rp 14.590 - Rp 14.800 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News