kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lonjakan CDS Indonesia juga dipicu defisit neraca dagang


Senin, 26 Maret 2018 / 20:51 WIB
Lonjakan CDS Indonesia juga dipicu defisit neraca dagang
ILUSTRASI. CDS


Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen perang dagang ditambah defisit neraca dagang Indonesia membuat persepsi risiko investasi di Indonesia meningkat. Hal ini tercermin dari melonjaknya angka credit default swap (CDS) Indonesia.

Mengutip Bloomberg, Senin (26/3), nilai CDS Indonesia tenor 5 tahun menembus level 106,213. Ini merupakan level tertinggi pada tahun ini. Adapun CDS Indonesia tenor 10 tahun berada di level 174,865 hingga Jumat (23/3).

Analis Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia, Anil Kumar menyatakan, pada dasarnya nilai CDS Indonesia pantas mengalami tren kenaikan. Pasalnya, tekanan eksternal saat ini tergolong kuat setelah Amerika Serikat dan China saling berseteru mengenai kebijakan tarif impor. “Sentimen global membuat CDS di negara emerging market naik,” katanya, Senin.

Hanya saja, kenaikan CDS Indonesia juga diperkuat dengan adanya fakta bahwa neraca perdagangan Indonesia masih dalam keadaan defisit. Seperti yang diketahui, neraca perdagangan Indonesia terus mengalami defisit sejak Desember tahun lalu. Khusus di bulan Februari, neraca perdagangan Indonesia tercatat defisit US$ 0,87 miliar.

Anil menekankan pentingnya upaya pemerintah untuk membuat neraca perdagangan Indonesia kembali surplus. Salah satu caranya adalah dengan terus memperbesar ekspor pada produk yang memiliki nilai guna yang lebih tinggi secara berkesinambungan.

“Selama ini ekspor terbesar Indonesia lebih kepada komoditas. Itu pun sifatnya buka-tutup tergantung tren permintaan,” terangnya.

Ia menilai, jika neraca dagang Indonesia kembali surplus, potensi lonjakan CDS Indonesia yang bersifat ekstrem dapat dihindari. Pasalnya, untuk saat ini, akhir dari tren kenaikan CDS Indonesia masih sulit diprediksi lantaran tensi ketegangan antara AS dan China masih tergolong tinggi.

Maka dari itu, perbaikan fundamental ekonomi dalam negeri menjadi langkah paling ideal dilakukan agar para investor tetap tertarik untuk berinvestasi di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×