Reporter: Aris Nurjani | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) mengalami penurunan pendapatan pada kuartal I/2022 senilai Rp 765 miliar atau turun 36% secara tahunan. Namun, laba bersih mencapai Rp 305 miliar atau naik 2,5% secara tahunan didorong oleh menurunnya volume penjualan CPO sebesar 66% year on year (YoY) menjadi 33 ribu ton.
Analis Mirae Asset Sekuritas Juan Harahap mengatakan dalam risetnya 6 Juni 2022, target harga saham LSIP tetap tidak berubah sebesar Rp 1.900 didorong oleh tiga faktor.
“Pertama, tingkat ekstraksi minyak tertinggi di cakupan kami, neraca yang kuat tercermin dalam posisi kas bersih, dan prospek positif harga CPO pada 2022,” kata Juan.
Di sisi lain, harga rata-rata CPO dan inti sawit (PK) meningkat masing-masing sebesar 53% menjadi Rp 14.685 per kilogram dan 95% menjadi Rp 12.434 per kilogram. Kenaikan harga ditopang oleh kenaikan harga CPO dunia.
Baca Juga: Meski Penjualan Turun, Laba Lonsum (LSIP) Naik 2% pada Kuartal I
Sementara dari sisi operasional, pada kuartal I-2022 produksi tandan buah segar (TBS) turun 38,3% secara tahunan menjadi 242.000 ton, di mana produksi inti TBS dan eksternal turun masing-masing sebesar 28,9% dan 78,4%. Akibatnya, produksi CPO pun turun 38,4% secara tahunan menjadi 53.000 ton di kuartal I/2022 disebabkan tingginya curah hujan yang terjadi.
Juan mengatakan, LSIP membukukan beban operasional lain yang lebih tinggi senilai Rp 57 miliar atau meningkat 247,4% secara tahunan,
"Karena karena penyisihan yang lebih tinggi untuk amortisasi piutang plasma ECL Rp27 miliar dan kerugian akibat penurunan nilai tanaman sebesar Rp26 miliar," ucap Juan.
LSIP membukukan laba bersih Rp 305 miliar, naik 2,5% secara tahunan sesuai dengan perkiraan dengan run-rate sebesar 25,9% dan konsensus sebesar 21,6%.
“Kami mempertahankan rekomendasi beli LSIP dengan target harga yang tidak berubah sebesar Rp1.900,” tutur Juan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News