Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di samping mengembangkan sektor private banking, Bank Mandiri bekerja sama dengan perusahaan asset and global wealth management terkemuka di dunia asal Swis, Lombard Odier, demi menjangkau nasabah yang selama ini memilih berinvestasi di negara lain, salah satunya Singapura. Negara tetangga tersebut sekian lama menjadi pelarian investor yang ingin mengakses pasar global dan belum terakomodasi melalui instrumen dalam negeri.
Senior Vice President (SVP) Wealth Management Group Bank Mandiri Elina Wirjakusuma, selama ini Singapura menjadi tujuan utama investor lantaran produk investasinya yang sangat lengkap dan bervariasi. "Untuk itu, sekarang kami menyediakan pilihan bagi nasabah untuk mengakses pasar global lewat produk dalam negeri dari Bank Mandiri," ujar Elina, Selasa (5/6).
Adapun, Vincent Magnenat, Limited Partner dan CEO of Asia Pacific Lombard Odier menilai, Indonesia selama ini memiliki permasalahan yang tidak jauh berbeda dengan negara emerging market lainnya di Asia. Pertama, minimnya diversifikasi pada portofolio investasi para investor di Indonesia. Kedua, investor kebanyakan berinvestasi hanya pada sekuritas lokal.
"Ketiga, dan ini menjadi kendala secara umum di emerging market, adalah keterbatasan pengetahuan investor mengenai pasar global secara umum," ujar Vincent.
Dus, Patrick Odier, Presiden Direktur Lombard Odier, menambahkan, Indonesia memiliki potensi seiring dengan berkembangnya investasi berorientasi lingkungan alias environmental, social and governance (ESG). "Di Eropa, generasi investor muda sudah lebih fokus pada sustainable-investing. Saya pikir, ini juga salah satu potensi yang bisa dikembangkan di industri investasi Indonesia," ujar Patrick.
Saat ini, Patrick mengklaim, 50% aset institusi Lombard Odier terdiri dari porotfolio berasaskan ESG. Awal tahun 2020, Lombard Odier berharap 100% portofolio aset institusinya bisa memenuhi syarat investasi berkelanjutan yang ramah lingkungan dan sosial.
Terkait potensi investasi secara keseluruhan, Patrick berpendapat Indonesia masih jauh lebih baik dibanding negara berkembang lain seperti Afrika Selatan, Brasil, maupun Rusia. "Permasalahan di negara-negara tersebut masih lebih banyak, membuat investor ragu dan bertanya-tanya. Saya pikir, di Indonesia, kondisinya jauh lebih stabil dan prospeknya sangat menjanjikan," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News