Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah investor pasar modal di Indonesia diproyeksikan tumbuh hingga 30% pada tahun 2023. Investor lokal mendominasi dari sisi jumlah maupun komposisi aset.
Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Uriep Budhi Prasetyo, membeberkan dalam dua tahun terakhir, jumlah investor pasar modal tumbuh pesat. Anomali terjadi saat pandemi covid-19 merebak, yang mendongkrak jumlah investor secara signifikan.
Pada tahun 2019, jumlah investor pasar modal tercatat baru sebanyak 2,48 juta. Kemudian, meningkat 56,21% ke posisi 3,88 juta pada tahun 2020. Setahun berikutnya, terjadi lonjakan 92,99% menjadi 7,48 juta Single Investor Identification (SID).
Sedangkan data per 16 Desember 2022 menunjukkan jumlah investor pasar modal Indonesia sudah mencapai 10.237.710 atau 10,23 juta investor. Meningkat 36,70% dibandingkan posisi akhir tahun lalu.
Baca Juga: Peta Big Caps Terbaru: Gojek Tokopedia (GOTO) Keluar, Bayan (BYAN) Masuk 10 Besar
Uriep menyampaikan, KSEI tidak mematok target terkait pertumbuhan jumlah investor. Namun sebagai proyeksi, Uriep memperkirakan kenaikan pada tahun depan bisa terjaga pada level 20%-30%. Uriep memastikan, KSEI memiliki kesiapan sistem saat terjadi peningkatan jumlah investor.
"Kami tidak menargetkan jumlah investor. Yang lebih baik tetap tumbuh, berharap 20%-30%. Banyak faktor, keadaan politik tahun depan, gonjang-ganjing inflasi, tapi Indonesia terbukti tahan banting," kata Uriep dalam acara yang digelar Jum'at (23/12).
Adapun jumlah investor pasar modal sebanyak 10,23 juta itu merupakan jumlah investor pemilik saham, surat utang, reksa dana, Surat Berharga Negara (SBN) dan jenis efek lain yang tercatat di KSEI. Dari jumlah itu, 4,42 juta investor memiliki aset saham, surat utang dan efek lainnya. 9,53 juta investor memiliki aset reksa dana, dan 826.000 investor memiliki aset SBN.
Dilihat dari asal investor, lokal mendominasi dengan porsi 99,66% dari keseluruhan SID pasar modal. Sedangkan 0,34% lainnya merupakan investor asing. Berdasarkan komposisi aset, investor lokal juga dominan dengan porsi 97,15% dari total aset pasar modal, sedangkan investor asing memiliki 2,85%.
Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Senin (26/11)
Dari jenis investor, institusi mendominasi dengan kepemilikan aset 67,20% di pasar modal Indonesia, sedangkan investor individu punya porsi 32,80%. Di sisi lain, data KSEI menjabarkan bahwa investor pasar modal didominasi oleh usia di bawah 30 tahun (58,65%) dan lulusan SMA (62,95%).
Data itu menunjukkan ada pergeseran dominasi tingkat pendidikan, dari sebelumnya paling banyak lulusan sarjana. Saat ini tingkat pendidikan investor pasar modal Indonesia paling banyak adalah lulusan SMA, atau yang masih duduk di bangku perkuliahan.
Uriep pun menyoroti, bonus demografi dengan usia produktif yang dominan akan menjadi penopang pertumbuhan investor pasar modal. "Tapi butuh edukasi, literasi harus terus ditingkatkan. Jangan sampai transaksi meningkat tapi hanya menjadi follower," imbuh Uriep.
Baca Juga: IHSG Diproyeksi Turun pada Perdagangan Senin (26/12)
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik juga menegaskan bahwa upaya untuk meningkatkan jumlah investor mesti sejalan dengan peningkatan literasi masyarakat. Jeffry pun melihat potensi investor pasar modal dan saham di Indonesia masih sangat besar.
BEI optimistis pertumbuhan jumlah investor di tahun 2023 masih cukup tinggi. Bahkan Jeffry melihat peluang pertumbuhan investor pasar modal bisa di atas 30%.
Strateginya, pendalaman pasar di jumlah investor harus diimbangi dengan pendalaman pasar dari sisi produk. "Produk baru seperti waran terstruktur dan produk derivatif akan dikembangkan sebagai pilihan bagi investor," kata Jeffrey saat dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (24/12).
Jeffrey turut menyoroti dominasi investor lokal di pasar modal dan saham Indonesia. Mengutip data per November 2022, kontribusi transaksi harian investor domestik mencapai 69,3%. Menurutnya, kondisi ini memberikan dampak yang positif.
"Manfaat pertumbuhan pasar modal kita akan lebih banyak dinikmati oleh investor domestik. Juga akan membuat pasar lebih stabil karena basis investor domestik yang lebih kuat," terang Jeffrey.
Baca Juga: Jumlah Investor Meningkat Pesat, Berikut Capaian dan Strategi KSEI di Usia 25 Tahun
CEO Edvisor.id Praska Putrantyo punya pandangan serupa. Dengan dominasi investor lokal, tren pertumbuhan kinerja pasar modal Indonesia, seperti indeks pasar saham bisa menjadi lebih stabil dalam jangka panjang.
Di sisi lain, Praska memperkirakan pertumbuhan jumlah investor di tahun 2023 mulai kembali ke level yang moderat, setelah pada 2020-2022 mengalami lonjakan signifikan. Apalagi, pada tahun depan fluktuasi pasar diprediksi masih akan bergulir kencang.
"Jumlah investor tetap meningkat, namun mulai kembali ke level moderat. Cenderung mempertimbangkan momentum kondisi ekonomi dan moneter atau market timing untuk bisa lebih menarik investor masuk di waktu yang tepat," pungkas Praska.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News