kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.250   0,00   0,00%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Jumlah Investor Meningkat Pesat, Berikut Capaian dan Strategi KSEI di Usia 25 Tahun


Minggu, 25 Desember 2022 / 09:45 WIB
Jumlah Investor Meningkat Pesat, Berikut Capaian dan Strategi KSEI di Usia 25 Tahun
ILUSTRASI. Dalam beberapa tahun ini KSEI telah melakukan sejumlah terobosan untuk mendukung pertumbuhan investor.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) memasuki usia perak 25 tahun. Berperan sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) di pasar modal Indonesia, KSEI punya sejumlah capaian serta menyiapkan rencana kerja menyambut tahun 2023.

Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo, mengungkapkan bahwa salah satu tolok ukur dari pencapaian di pasar modal Indonesia adalah pertumbuhan jumlah investor. Uriep bilang, dalam beberapa tahun ini KSEI telah melakukan sejumlah terobosan untuk mendukung pertumbuhan investor.

Pada tahun 2022, KSEI melakukan peremajaan sistem utama yang digunakan untuk penyimpanan dan penyelesaian. Di Agustus 2022, KSEI melakukan peningkatan kapasitas sistem The Central Depository and Book-Entry Settlement System (C-BEST) yang merupakan sistem untuk penyimpanan dan penyelesaian di pasar modal.

"Dalam usia perak ini kami mengusung tema 25 Tahun Membangun Kemajuan. Salah satu inovasi dari KSEI ada yang menjadi tonggak pasar modal Indonesia, khususnya untuk pengembangan sistem dan infrastruktur," kata Uriep dalam acara yang digelar Jum'at (23/12).

Baca Juga: Badai Musim Gugur Startup Digital Belum Belum Berlalu Tahun Depan

Peningkatan kapasitas sistem ditujukan untuk mendukung pertumbuhan jumlah investor pasar modal, serta peningkatan frekuensi transaksi bursa di masa yang akan datang. Saat ini, C-BEST dapat melakukan proses penyelesaian transaksi dengan kecepatan 150 ribu per menit.

Angka ini meningkat hingga 650% dari sebelumnya 20 ribu per menit. Termasuk juga peningkatan kapasitas jumlah Sub Rekening Efek (SRE) yang dapat dibuka pada setiap perusahaan efek dan bank kustodian dari sebelumnya 1,6 juta menjadi 2 miliar SRE. 

Mengenai jumlah investor, Direktur KSEI Supranoto Prajogo menerangkan bahwa sejak akhir tahun 2021 hingga 16 Desember 2022, jumlah investor pasar modal telah tumbuh 36,7%. Dari posisi 7,49 juta investor pada akhir 2021 menjadi 10,24 juta investor per 16 Desember 2022.

Angka itu merupakan jumlah investor pemilik saham, surat utang, reksa dana, Surat Berharga Negara (SBN) dan jenis efek lain yang tercatat di KSEI. Dengan komposisi 4,42 juta investor memiliki aset saham, surat utang dan efek lainnya. 9,53 juta investor memiliki aset reksa dana, dan 826.000 investor memiliki aset SBN.

Baca Juga: Jangan Takut Resesi 2023, Ini Saran Investasi Warren Buffett di Masa Sulit

Berdasarkan data yang tercatat di KSEI per 16 Desember 2022, investor pasar modal  didominasi oleh 62,63% laki-laki, 58,65% usia di bawah 30 tahun, 32,21% pegawai swasta, 62,95% lulusan SMA, 48,53% berpenghasilan Rp 10 juta-100 juta/tahun dan 69,09% berdomisili di pulau Jawa.

Dibandingkan data demografi dari tahun sebelumnya, terdapat pergeseran dominasi tingkat pendidikan. Sebelumnya investor pasar modal Indonesia paling banyak adalah lulusan sarjana. Kini, tingkat pendidikan investor yang paling banyak adalah lulusan SMA, atau yang masih duduk di bangku kuliah.

Selain itu, pertumbuhan jumlah investor di wilayah timur, yaitu Papua dan Maluku mengalami pertumbuhan sekitar 40% dan menjadi pertumbuhan tertinggi dibandingkan wilayah lainnya. Pertumbuhan investor di luar Pulau Jawa juga diakselerasi oleh perkembangan teknologi.

Supranoto menyampaikan, 78,15% investor melakukan pembukaan rekening melalui selling agent fintech (financial technology). "Sehingga, platform digital memang menjadi sarana yang banyak dimanfaatkan oleh investor untuk berinvestasi pasar modal," ujarnya.

Baca Juga: BEI Proyeksikan Pasar Modal Masih Akan Ramai di 2023

Upaya untuk membuka akses ke pasar modal melalui simplifikasi pembukaan rekening juga terus dilakukan KSEI melalui kerja sama dengan perusahaan efek dan bank administrator rekening dana nasabah (RDN). Selama 2022, terdapat penambahan satu bank administrator RDN yang bekerja sama dengan KSEI.

Sehingga total terdapat 18 bank yang dapat mendukung pembukaan RDN dalam berinvestasi di pasar modal. Sedangkan jumlah perusahaan efek yang dapat mendukung program simplifikasi pembukaan rekening sepanjang tahun 2022 juga bertambah 9 perusahaan sehingga secara total terdapat 40 perusahaan efek yang dapat mendukung proses pembukaan rekening secara online.

Direktur KSEI Syafruddin melanjutkan, dukungan KSEI kepada investor domestik juga dilakukan melalui kerja sama KSEI dan Bank Indonesia. Sejak 31 Januari 2022, KSEI secara resmi telah memperoleh izin operasional sebagai salah satu dari 106 peserta BI-FAST dan satu-satunya anggota yang berasal dari lembaga non perbankan.

"Bergabungnya KSEI sebagai peserta BI-FAST diharapkan dapat mendukung peningkatan efisiensi transaksi di pasar modal Indonesia, khususnya investor ritel," ungkap Syafruddin.

Baca Juga: Sejumlah Pemain Dipelototi OJK, Investasi di Fintech Lending Masih Menarik?

Syahruddin bilang, KSEI telah menyusun 41 rencana kerja untuk tahun 2023. Salah satunya adalah rencana pengembangan alternatif penyimpanan dana nasabah pada SRE untuk instrumen efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang dan investor fund unit account (IFUA) untuk instrumen reksa dana. 

“Jadi nanti selain RDN, investor pasar modal Indonesia juga memiliki alternatif untuk penyimpanan dan penyelesaian dana pada SRE maupun IFUA. Sehingga investor pasar modal tidak perlu menunggu lagi pembukaan RDN untuk bertransaksi di pasar modal,” ungkap Syafruddin.

Sebagai informasi, KSEI didirikan pada 23 Desember 1997. KSEI merupakan salah satu Self-Regulatory Organization (SRO) bersama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). 

Pada tahun ini KSEI memperoleh predikat sebagai kustodian sentral terbaik di Asia Tenggara dari Alpha South East Asia. Gelar yang sama sebelumnya diraih KSEI pada tahun 2016, 2018, 2019 dan 2021. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×