Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Moody's Investors Service akan menurunkan peringkat Lippo Malls Indonesia Retail Trust (LMIRT). Kajian penurunan peringkat oleh Moody's juga berlaku pada obligasi senior tanpa jaminan yang didukung oleh LMIRT Capital Pte. Ltd, anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh LMIRT. Saat ini peringkat LMIRT dan obligasi senior tanpa jaminan di B1.
Prospek semua peringkat telah diubah menjadi peringkat dalam tinjauan dengan outlook negatif. Peninjauan penurunan peringkat dilakukan Moody's karena adanya pengumuman LMIRT pada 31 Agustus 2020.
Baca Juga: Grup Lippo Putar Aset Rp 3,25 Triliun, Ini Dampaknya ke Saham LPKR
Dimana trust memberikan penjelasan atas rencananya untuk mengakuisisi Lippo Mall Puri dari PT Mandiri Cipta Gemilang, anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR). Lippo Malls akan mengakuisisi Lippo Mall Puri senilai S$ 400 juta.
Dimana sebesar S$ 280 juta akan dibayar penuh melalui rights issue ditanggung oleh Lippo Karawaci. Sedangkan sebesar S$ 120 juta akan didanai melalui pinjaman baru. Lippo Karawaci akan memberikan pinjaman hingga S$ 40 juta jika pinjaman bank kurang dari jumlah yang diharapkan.
"Kajian penurunan peringkat mencerminkan meningkatnya hubungan LMIRT dengan Lippo Karawaci, yang memiliki profil kredit lebih lemah dari yang diharapkan karena akuisisi. Dimana kepemilikan saham Lippo Karawaci di LMIRT bisa meningkat secara signifikan," kata Junling Tan, Analis Moody dalam rilis 2 September 2020.
Padahal sebelum adanya akuisisi, LMIRT sudah menghadapi risiko likuiditas yang tinggi dan bisnis operasi yang lemah karena gangguan virus corona. "Ada risiko melemahnya pendapatan trust dapat menyebabkan pelanggaran perjanjian keuangan atas pinjaman banknya pada tahun 2020, yang kami harapkan untuk mendapatkan keringanan dari pemberi pinjaman," jelas Junling.
Baca Juga: Moody's pangkas peringkat Lippo Mall Indonesia Retail Trust (LMIRT) menjadi B1
Moody's menurunkan peringkat LMIRT karena melihat struktur pendanaan akuisisi, hubungan LMIRT dan Lippo Karawaci pasca akuisisi. Moody's juga melihat, kemajuan kemampuan LMIRT untuk mendanai kembali utang jatuh tempo pada tahun 2021 dan mendapatkan pembebasan perjanjian. Moody's mengharapkannya menyimpulkan tinjauan akan dilakukan dalam 60-90 hari.
Moody's memperkirakan, penurunan 46% pada pendapatan LMIRT tahun 2020. Hal ini disebabkan penutupan mal sementara dan permintaan ruang ritel yang lemah.
Moody's memperkirakan, utang/EBITDA akan melemah menjadi sekitar 12,4 kali pada tahun 2020 dari 5,2 kali pada tahun 2019. Dimana EBITDA/beban bunga yang disesuaikan akan melemah menjadi sekitar 1,2 kali dari 3,0 kali selama periode yang sama.
Pada saat yang sama, utang jangka pendek trust diperkirakan meningkat menjadi 19% dari total utang dari 8% pada 2019. Ini akibat dari penarikan dalam fasilitas kredit revolving.
Tapi Moody's mengharapkan, kondisi operasi bisnis ritel secara bertahap akan pulih dan ada peningkatan tingkat hunian di 2021. Sehingga utang/EBITDA dan EBITDA/bunga bersih LMIRT yang telah disesuaikan meningkat menjadi 6,9 kali dan 2,0 kali masing-masing pada tahun 2021.
Baca Juga: Likuiditas Lemah, Moody's Pangkas Peringkat DIRE milik Grup Lippo Jadi B1
Moody's juga menyebut, likuiditas LMIRT melemah dengan kas dan setara kas S$ 47 juta pada 30 Juni 2020. Pada Agustus 2020, LMIRT menerima hasil divestasi sekitar S$ 97 juta. Sedangkan pinjaman sindikasi yang akan jatuh tempo S$ 175 juta pada Agustus 2021 dan perpetual securities yang dapat ditarik senilai S$ 140 juta pada September 2021. Dengan demikian, LMIRT akan membayar kembali utang jatuh tempo menggunakan pendanaan eksternal.
Risiko lain yang menurut Moody's bisa mengancam transaksi ini adalah pengawasan regulasi Otoritas Moneter Singapura. Dimana ada keselarasan kepentingan antara LMIRT dan Lippo Karawaci, karena memiliki 32% saham di trust.
Moody's dapat menurunkan peringkat LMIRT setidaknya satu tingkat jika akuisisi berjalan dengan struktur pendanaan yang direncanakan. Kedua, LMIRT gagal mengatur pembiayaan kembali utang jatuh tempo pada tahun 2021 selama 60 - 90 hari.
Ketiga, ada pelanggaran perjanjian keuangan di bawah perwalian pinjaman bank tanpa keringanan yang sesuai dari pemberi pinjaman. Sehingga mengakibatkan profil likuiditas dan kemampuan untuk mengakses permodalan menjadi lemah.
Baca Juga: Penjualan aset Lippo di Jakbar tertunda lagi, kenapa?
Alasan lain penurunan peringkat jika, lingkungan operasi bisnis memburuk menyebabkan kekosongan yang lebih tinggi dan penurunan arus kas operasi serta penurunan penilaian aset. Alasan kelima, metrik kredit LMIRT kian melemah, dengan uutang bersih / EBITDA yang disesuaikan melebihi 7,0-7,5 kali. Atau EBITDA / beban bunga yang disesuaikan di bawahnya 2,0 kali, setelah tahun 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News