Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menjual 2,41 miliar saham PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) yang dimiliki oleh anak usahanya, PT Megapratama Karya Persada. Jumlah ini setara dengan 18,57% dari modal disetor Siloam.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Megapratama Karya Persada menjual sebagian saham SILO pada penawaran tender sukarela yang dilakukan oleh Sight Investment Company Pte Ltd.
Setelah transaksi tersebut, Megapratama masih memiliki 29,09% saham SILO. Dari penjualan tersebut membuat LPKR mengantongi dana segar Rp 6,88 triliun.
Baca Juga: Lippo Karawaci Jual Sebagian Saham Siloam Senilai Rp 6,9 Triliun untuk Kurangi Utang
"Pada tanggal 13 September 2024, Megapratama menerima pembayaran atas pelaksanaan transaksi dengan nilai keseluruhan transaksi Rp 6,88 triliun (di luar pajak) yang merupakan 21,23% dari ekuitas perusahaan berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2024 yang sebesar Rp 32,43 triliun," ungkap Lippo Karawaci dalam keterbukaan informasi.
Karena lebih dari 20% ekuitas, transaksi ini merupakan transaksi material. Tetapi transaksi ini tidak memerlukan persetujuan rapat umum pemegang saham, karena nilainya tidak mencapai 50% ekuitas.
Asal tahu saja, Sight Investment menggelar penawaran tender sukarela atas saham SILO. Transaksi yang berlangsung 13 September lalu melibatkan 5,85 miliar saham SILO di harga Rp 2.850 per saham.
Total nilai transaksi Rp 16,68 triliun. Dengan akuisisi tersebut, kepemilikan Sight Investment atas Siloam meningkat dari 10,4% menjadi 55,4% dan menjadi pengendali baru Siloam.
President Director PT Lippo Karawaci Tbk Marlo Budiman mengatakan, transaksi ini membuat LPKR bisa mengurangi utang dan memperkuat fokus bisnis real estate, sembari mempertahankan kepentingan strategis dalam penyedia layanan kesehatan terkemuka di Indonesia.
Sejak pendirian rumah sakit pertama SILO di Lippo Village pada tahun 1992, LPKR telah membangun SILO menjadi jaringan layanan kesehatan utama dengan 41 rumah sakit dan lebih dari 70 klinik di seluruh Indonesia.
Keputusan untuk mengurangi kepemilikannya merupakan bagian dari strategi LPKR yang lebih luas untuk berkonsentrasi pada operasi kawasan terpadu.
“Ini meliputi kepemilikan land bank, pengembangan kawasan, perumahan, lahan industri, perhotelan, pusat perbelanjaan gaya hidup, dan taman pemakaman,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (19/9).
Baca Juga: Terapkan Bisnis Keberlanjutan, Lippo Malls Berhasil Menghemat Biaya
Setelah dikurangi pajak sekitar Rp 3,9 triliun, LPKR akan menggunakan dana hasil transaksi tersebut untuk melunasi utang. Ini termasuk obligasi dalam dolar Amerika Serikat (AS) milik perseroan dan pinjaman lainnya.
Sisanya, akan digunakan untuk investasi lebih lanjut, penyelesaian proyek, modal kerja, dan tujuan perusahaan lainnya.
“Setelah inisiatif ini, utang bersih LPKR diproyeksikan akan turun menjadi Rp 4,3 triliun,” ungkapnya.
Marlo menegaskan, transaksi ini juga menandai upaya dalam penataan ulang strategi perseroan menuju bisnis inti real estate.
Meskipun sudah mengurangi kepemilikan di Siloam, sebagai pemegang saham strategis, LPKR tetap berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan dan keberhasilan SILO yang berkelanjutan.
“Perusahaan tetap optimistis dan hati-hati dengan bisnis perseroan. Kami yakin langkah ini akan meningkatkan fleksibilitas keuangan dan memperkuat posisi kami di pasar,” paparnya.
Selanjutnya: DJP Bantah Soal Kebocoran Data NPWP Jokowi dan 6 Juta Wajib Pajak
Menarik Dibaca: Vinilon Merilis Pipa KRAH untuk Menyasar Segmen Pasar Perkotaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News