Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Perusahaan penyedia kabel optik PT Link Net Tbk (LINK) membidik kota-kota besar lapis pertama dalam ekspansi jaringan. Di antaranya seperti Jabodetabek, Bandung, Medan, Batam, Surabaya dan sekitarnya, serta Bali. LINK akan mengoperasikan dan memperluas jaringan pada kota yang sudah ada tersebut.
Joel Peter Ellis, Head of Investor Relations LINK bilang sampai dengan semester 1-2017, LINK telah menggunakan belanja modal (capital expenditure/capex) sebanyak Rp 408 miliar. Dana ini setara dengan 40,8% dari total belanja modal tahun ini yang mencapai Rp 1 triliun. Capex tersebut digunakan untuk membangun jaringan kabel optik.
Keuangan LINK kini masih mencukupi untuk ekspansi. Dia menambahkan, margin EBITDA LINK pada semester 1-2017 sebesar 59,1%. Sedangkan emiten ini mematok untuk tahun 2017 bisa mempertahankan margin EBITDA di atas 50%.
"Kami belum mengumumkan tindakan korporasi tahun ini," ujar Joel Peter Ellis, Head of Investor Relations LINK kepada KONTAN, Kamis (3/8).
Pada semester 1-2017, LINK membukukan pendapatan semester 1-2017 sebesar Rp 1,65 triliun. Angka ini meningkat 18,48% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp 1,39 triliun.
Pendapatan LINK dikontribusi dari biaya berlangganan dari layanan broadband internet dan jaringan sebesar Rp 941,58 miliar, biaya berlangganan dari layanan televisi kabel sebesar Rp 606,98 miliar, dan biaya lain-lain sebesar Rp 102,03 miliar.
Pertumbuhan pendapatan ini seiring dengan kenaikan harga jual per unit menjadi Rp 419.000. ARPU meningkat dari Rp 418.000 menjadi Rp 419.000 yang disebabkan oleh upgrade layanan oleh pelanggan dan peningkatan permintaan atas layanan nilai VAS (Value Added Services) yang ditawarkan.
Dari sisi bottomline, laba bersih LINK pada semester 1-2017 yakni Rp 490,23 miliar. Angka ini meningkat 23,35% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp 397,44 miliar.
Sampai semester 1-2017, total homes passed yang dimiliki LINK yakni 1,9 juta rumah. Angka ini akan terus bertambah, seiring dengan ekspansi yang dilakukan sampai dengan akhir tahun. Kinerja LINK saat ini, terdongkrak lantaran adanya permintaan produk berkualitas pada area-area dengan GDP tinggi di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News