Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana penjualan fiber optic oleh PT Link Net Tbk (LINK) bakal menjadi katalis positif bagi emiten menara telekomunikasi. Pasalnya, penyedia infrastruktur ini bisa mengakuisisi fiber optic LINK untuk memperluas jangkauannya.
Sebelumnya, LINK dikabarkan sudah menunjuk UBS sebagai penasihat keuangan untuk penjualan aset fiber senilai US$ 400 juta atau sekitar Rp 6,2 triliun, yang diharapkan selesai akhir tahun ini.
Equity Research Analyst BRI Danareksa Sekuritas Niko Margonis memproyeksikan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) bakal ketiban berkah dari rencana penjualan fiber optic ini.
"Potensi investasi pada infrastruktur Fiber To The Home (FFTH) milik Link Net dapat menguntungkan perusahaan menara seperti TOWR dan MTEL," tulisnya dalam riset yang dirilis pada 6 September 2024.
Baca Juga: Sarana Menara (TOWR) Akan Rights Issue Rp 9 Triliun, Simak Rekomendasi Sahamnya
Niko menilai MTEL dan TOWR bisa semakin memperkuat strategi mereka untuk memonetisasi serta meningkatkan penyebaran fiber optic, yang bisa menghasilkan stream pendapatan baru selain dari yang sudah eksisting.
Per Juni 2024, jumlah menara MTEL mencapai 38.581 unit atau naik 5,1% secara tahunan atau year on year (YoY). Pada periode yang sama, panjang fiber optik MTEL telah membentang sepanjang 37.602 kilometer (km).
Sementara itu, Protelindo Grup milik TOWR tercatat mempunyai lebih dari 34.300 menara dengan tingkat penyewaan mencapai hampir 58.000 serta peningkatan jaringan fiber optik mendekati 170.000 km.
Lebih lanjut, BRI Danareksa Sekuritas memberikan rekomendasi beli MTEL dengan target harga di Rp 960 per saham. Niko menilai MTEL memiliki unggulan dari segi jangkauan yang kuat di luar Jawa.
“Selain itu, Mitratel dan Grup Telkom juga sedang menjajaki masuk ke pasar pita lebar tetap (FTTH) untuk memanfaatkan investasi saat ini di Fiber To The Tower (FTT),” tulis Niko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News