kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,29   -31,44   -3.39%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lima perusahaan menerbitkan MTN di tengah batasan peraturan OJK


Kamis, 18 Oktober 2018 / 20:53 WIB
Lima perusahaan menerbitkan MTN di tengah batasan peraturan OJK
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah memperketat penerbitan surat utang jangka menengah alias medium term notes (MTN) dengan mengkaji peraturan baru. Meski begitu, di awal kuartal IV 2018 sudah ada lima perusahaan yang mendaftarkan MTN.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KESI), Rabu (17/10), sejak awal hingga pertengahan bulan ini terdapat lima perusahaan yang mendaftarkan MTN.

Perusahaan yang mendaftarkan MTN di bulan ini di antaranya, pertama, PT Hasjrat Multifinance dengan instrumen bernama MTN Hasjrat Multifinance II Seri B. Tingkat bunga MTN ini adalah 9,75% per tahun dengan jenis bunga tetap.

Kedua, MTN VI Medco Tahun 2018 milik PT Medco Energi Internasional Tbk yang menawarkan bunga 5,75% dengan nilai pokok US$ 67,15 juta. Tanggal jatuh tempo MTN ini adalah 5 Oktober 2021.

Ketiga, MTN Mahkota Sentosa Utama I Tahun 2018 Seri A milik PT Mahkota Sentosa Utama menawarkan bunga 11,3% dan jumlah pokok Rp 4,8 miliar. MTN ini memiliki tanggal jatuh tempo pada 26 Agustus 2023.

Keempat, MTN Girimulia Perkasa Jaya I Tahun 2018 dari PT Girimulia Perkasa Jaya dengan jumlah pokok Rp 265 miliar dan bunga 6,6% per tahun memiliki tanggal jatuh tempo 4 Juli 2022.

Kelima, MTN Puji Surya Indah I Tahun 2018 Seri B dari PT Puji Surya Indah dengan jumlah pokok Rp 35 miliar dan tingkat bunga 2,5% per tahun memiliki tanggal jatuh tempo pada 19 Oktober 2023.

Ahmad Mikail, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia mengatakan salah satu alasan yang membuat para korporasi menerbitkan MTN saat ini karena cost of fund berpotensi masih lebih rendah dibanding bila korporasi menerbitkan MTN di tahun depan dengan prospek kenaikan suku bunga, sehingga cost of fund berpotensi lebih tinggi.

Selain itu dana yang dipinjam dari MTN baru akan dibayar ketika jatuh tempo, sehingga korporasi masih menganggap instrumen ini bisa memberikan keleluasaan dalam menggunakan dana pinjaman.

Namun, Mikail memproyeksikan industri pasar MTN akan menurun untuk jumlah penerbitan di akhir tahun. Penyebabnya, tidak lain karena kenaikan suku bunga.

"Penerbitan MTN tahun depan akan turun, seiring dengan penerbitan industri obligasi yang juga turun," kata Mikail.

Selain itu, di satu sisi investor juga Mikial proyeksikan akan semakin ketat dalam membeli MTN. Menurutnya, hanya MTN yang berasal dari suatu grup perusahaan besar saja yang masih ramai peminatnya.

Penerbitan MTN diproyeksikan tersendat setelah OJK melarang MTN dijadikan sebagai underlying asset untuk reksadana pasar uang dan terproteksi. Apalagi OJK sedang mengkaji peraturan MTN yang wajib menggunakan rating, tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), menggunakan jasa penjamin emisi alias underwriter, dan izin efektif dari OJK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×