Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) mematangkan rencana pelepasan bisnis properti. Unit usaha properti milik TLKM yang akan dilepas adalah PT Graha Sarana Duta.
Honesti Basyir, Direktur Keuangan TLKM mengatakan, rencana itu dilakukan di awal tahun depan Setidaknya ada dua skema yakni melalui divestasi aset langsung atau penawaran saham perdana.
Namun sebelum itu, TLKM harus memperbesar nilai aset Graha Sarana. Caranya, TLKM akan mencari partner strategis dari perusahaan properti. "Nanti akan dicarikan partner strategis dulu yang memang sudah menjadi pemain besar di bisnis properti. Supaya asetnya bertambah besar, baru dilepas," jelas Honesti, belum lama ini.
Honesti enggan membocorkan calon partner strategis yang dibidik TLKM. Tapi, partner strategis ini bisa juga masuk mengakuisisi Graha Sarana. "Selama ini, Graha Sarana mengelola properti TLKM. Tetapi kan asetnya TLKM yang punya," jelas dia.
Alasan lain, TLKM harus memperbesar aset unit bisnis properti adalah bila akan dilepas lewat jalur initial public offering (IPO), supaya lebih menarik. Sebab, per Juni 2013 nilai aset Graha Sarana hanya Rp 1 triliun. Nilai aset itu masih kecil dibanding dengan total aset TLKM yang sebesar Rp 111,47 triliun.
Honesti bilang, TLKM melepas unit properti untuk mengoptimalkan pendapatan. TLKM kini tengah berusaha mendongkrak margin keuntungan dari sumber pendapatan selain dari bisnis seluler. Pasalnya, TLKM bersaing ketat dengan 10 perusahaan operator ponsel lainnya.
TLKM memandang, penjualan unit bisnis itu bisa mengerek pendapatan. Direktur Utama TLKM Arief Yahya pernah bilang, unit properti bisa menghasilkan pendapatan senilai Rp 1,2 triliun di tahun ini. Sayangnya, dia tak mau membeberkan secara rinci kinerja unit usahanya itu.
Selain unit usaha properti, TLKM juga akan melepas unit usaha menara. Unit bisnis menara berada di bawah kendali PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel). Ekspansi ini akan dilakukan dengan skema backdoor listing.
Awalnya, kata Honesti, aksi korporasi ini akan dilakukan di akhir September. Tapi, rencana itu mundur hingga kuartal I-2014. Ini karena TLKM masih menunggu penawaran dari perusahaan menara yang potensial.
Tahun ini, TLKM menargetkan kenaikan pendapatan 10% menjadi Rp 85 triliun, dan laba bersih naik 9% menjadi Rp 14 triliun. Harga TLKM turun 3,23% menjadi Rp 2.250 per saham, Selasa (22/10).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News