Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Secara perlahan, PT Indika Energy Tbk (INDY) terus mendivestasi bisnisnya yang berkaitan dengan batubara. Setelah melepas PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) dan PT Petrosea Tbk (PTRO), kali ini INDY menjual 100% kepemilikannya di PT Multi Tambangjaya Utama.
Multi Tambangjaya Utama adalah perusahaan pertambangan batubara termal dan batubara metalurgi bituminous yang berlokasi di Kalimantan Tengah. Multi Tambangjaya Utama memiliki Perjanjian Kontrak Karya Pertambangan Batubara (PKP2B) generasi ke-3 dengan area konsesi yang luas mencapai 24.970 hektar.
INDY menjual MUTU kepada emiten terafiliasi Prajogo Pangestu, yakni PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN). Pada Jumat (22/9), CUAN telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat dengan PT Indika Indonesia Resources dan Indika Capital Investments Pte. Ltd, yang keduanya adalah anak perusahaan INDY.
Baca Juga: IHSG Turun 0,26% ke 6.998 Pada Senin (25/9), INDY, BBNI, MEDC Top Gainers LQ45
Dalam ketentuan perjanjian jual beli bersyarat, CUAN akan membeli seluruh 2.263.030.000 saham di PT Multi Tambangjaya Utama, termasuk Hak pemasaran terkait yang dimiliki oleh Indika Capital Investments. Nilai penjualan yang disepakati mencapai US$ 218 juta.
Head of Corporate Communications Indika Energy Ricky Fernando mengatakan, penjualan kepemilikan saham di MUTU adalah bagian dari strategi INDY untuk mengurangi eksposur di bisnis batubara dan menambah portofolio investasi non-batubara.
“Indika Energy menargetkan untuk mencapai 50% pendapatan dari sektor non-batubara pada tahun 2025,” kata Ricky kepada Kontan.co.id, Senin (25/9).
Ke depan, Indika Energy akan terus mengkaji portfolio bisnisnya dan fokus melakukan diversifikasi di sektor non-batubara. INDY akan terus mengembangkan bisnis yang sejalan dengan komitmen Environmental, Social, and Governance (ESG) termasuk di sektor energy baru terbarukan (EBT) dan kendaraan listrik.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta menilai, dalam jangka pendek divestasi ini akan menurunkan kinerja INDY. Sebab, Ketika divestasi rampung, kinerja MUTU tidak akan dikonsolidasikan ke kinerja keuangan INDY.
Baca Juga: Rekam Jejak Divestasi Bisnis Batubara Indika (INDY), Mulai dari MBSS, hingga MUTU
“Terlebih pada kuartal kedua, INDY mengalami penurunan performa pertumbuhan,” kata Nafan.
Melansir laporan keuangan semester I-2023, Indika Energy membukukan pendapatan US$ 1,67 miliar atau turun 13,7% secara year-on-year (yoy). Akan tetapi, pendapatan Multi Tambang Jaya Utama berhasil meningkat 19,2% menjadi US$ 146,8 juta.
Kenaikan pendapatan MUTU didorong oleh kenaikan volume penjualan batubara sebesar 54,1% menjadi 1 juta ton dengan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) batubara sebesar US$ 148,1 per ton.
Di sisi lain, Nafan menilai fokus INDY untuk masuk ke bisnis EBT dan kendaraan listrik akan menopang kinerja secara jangka panjang.
Baca Juga: Ini Alasan Indika Energy (INDY) Jual Anak Usaha ke Emiten Prajogo Pangestu
Sebagai pengingat, INDY telah masuk ke segmen bisnis EBT, khususnya pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Pada 2021, Indika Energy bermitra dengan Fourth Partner Energy mendirikan Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS). EMITS menyediakan platform solusi energi baru dan terbarukan untuk sektor komersial dan industri di Indonesia.
Sementara di bisnis kendaraan listrik, INDY melalui PT Ilectra Motor Group (IMG),mengembangkan motor listrik yakni Alva One dan Alva Cervo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News