Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto
Head of Corporate Communication Indika Energy Ricky Fernando mengatakan, divestasi ini tidak terlepas dari strategi bisnis INDY ke depan, dimana INDY memiliki target minimum 50% pendapatan berasal dari sektor non-batubara.
Salah satu pencapaian target tersebut yakni dengan mengurangi eksposur batubara serta mengevaluasi portofolio aset batubara yang dimiliki saat ini.
Dus, divestasi ini menjadikan INDY semakin ekspansi untuk mendiversifikasi usahanya ke sektor non batubara. Ricky melanjutkan, Pengembangan diversifikasi bisnis Indika Energy akan berfokus pada sektor yang berhubungan dengan kompetensi yang INDY miliki.
“Ini termasuk pertambangan emas, serta energi baru dan terbarukan,”terang Ricky kepada Kontan.co.id, Senin (9/8).
Di segmen tambang emas, INDY telah menandatangani scheme implementation deed untuk mengambil alih Nusantara Resources Limited (NUS) pada akhir Juni 2021 silam. Nusantara Resources merupakan perusahaan yang mengelola tambang emas Awak Mas di Luwu, Sulawesi Selatan.
Penandatanganan scheme implementation deed merupakan perjanjian dalam pengambilalihan saham NUS yang diharapkan akan selesai pada bulan September 2021. Setelah transaksi ini, Indika Energy akan memiliki 100% saham NUS
Perjanjian ini dilakukan dengan mekanisme scheme of arrangement. Indika Energy akan membayar AU$ 0,35 per saham untuk 168.041.107 saham yang belum dimiliki oleh INDY, dengan total transaksi mencapai AU$ 58,8 juta atau ekuivalen dengan US$ 45,3 juta untuk sekitar 72% saham di Nusantara.
Selain emas, terdapat sejumlah inisiatif di segmen non-batubara yang telah dilakukan Indika Energy, termasuk di bidang teknologi digital serta energi baru dan terbarukan, khususnya tenaga surya. Diversifikasi bisnis yang dilakukan juga terdapat di segmen kendaraan listrik dan pengembangan biomassa.