kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.035.000   26.000   1,29%
  • USD/IDR 16.445   1,00   0,01%
  • IDX 7.886   84,28   1,08%
  • KOMPAS100 1.105   15,66   1,44%
  • LQ45 799   5,45   0,69%
  • ISSI 270   3,79   1,42%
  • IDX30 414   3,13   0,76%
  • IDXHIDIV20 481   3,65   0,76%
  • IDX80 121   0,81   0,67%
  • IDXV30 133   1,45   1,10%
  • IDXQ30 134   1,23   0,93%

Lembaga pembiayaan sekuritas akhirnya terbentuk


Rabu, 28 Desember 2016 / 08:25 WIB
Lembaga pembiayaan sekuritas akhirnya terbentuk


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Self Regulatory Organization (RSO) resmi mendirikan PT Pendanaan Efek Indonesia (PEI). Kelak, perusahaan securities financing ini akan mengucurkan pinjaman untuk kebutuhan transaksi margin kepada sekuritas yang memiliki fasilitas transaksi margin.

"Segera akan kami umumkan secara resmi," ujar Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio seusai penandatanganan pendirian perusahaan itu, kemarin.

PEI akan memiliki modal disetor Rp 1 triliun. Di tahap awal, SRO menyetor Rp 250 miliar. Komposisi pemegang saham PEI adalah, BEI sebesar 34% saham, KSEI 33% dan KPEI 33%.

"Tapi, BEI memiliki satu lembar golden share yang memiliki hak untuk menentukan direksi dan komisaris PEI," tambah Tito.

PEI akan memberi pinjaman Rp 100 miliar untuk masing-masing sekuritas. Tapi tidak semua sekuritas bisa meraih pinjaman ini. Syarat utama untuk memperoleh pinjaman itu adalah sekuritas yang bersangkutan merupakan Anggota Bursa (AB).

Selain itu, sekuritas wajib memiliki modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) minimal Rp 250 miliar. Tito bilang, ada 30 sekuritas yang memiliki MKBD di atas Rp 250 miliar. Namun, belum semua perusahaan itu menyatakan diri terdaftar dalam PEI. Targetnya, ada 40 perusahaan efek yang bisa mendapatkan pembiayaan margin.

Dia berharap PEI dapat beroperasi pada kuartal I-2017. Selama ini, hanya 60 saham, termasuk saham indeks LQ45, yang boleh ditransaksikan menggunakan transaksi margin.

Nah, dengan kehadiran PEI, jumlah sahamnya akan ditambah menjadi 200 saham. Saham tersebut juga dipilih dengan kategori tertentu. Minimal, saham yang masuk daftar transaksi margin nanti memiliki likuiditas yang cukup baik dan emitennya tidak dalam posisi ekuitas negatif.

Direktur Utama Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) Hasan Fawzi menjelaskan, saat ini belum banyak sekuritas yang bertransaksi margin. Maklum, modal sejumlah perusahaan sekuritas masih terbatas, hingga sulit memberi pinjaman untuk transaksi margin.

Mencari pendanaan margin dari bank selama ini juga sulit, jadi perusahaan itu ragu memasarkan transaksi margin. Tapi apabila perusahaan efek tersebut telah menjadi anggota PEI, perusahaan efek memiliki kepastian bakal mendapatkan pembiayaan margin.

Investor saham yang menjadi nasabah margin juga belum banyak. Hasan bilang, hal ini mungkin karena keterbatasan kemampuan modal perusahaan efek dan terbatasnya daftar saham margin. Adanya relaksasi transaksi margin oleh BEI dan hadirnya PEI diharapkan bisa membuat jumlah nasabah margin naik.

Rata-rata transaksi margin selama ini Rp 6 triliun per hari. “Dengan tambahan dana Rp 1,5 triliun, maka nanti bakal terjadi transaksi margin Rp 7,5 triliun per hari pada tahun depan,” imbuh Hasan.

Tito berharap, hadirnya PEI juga membuat likuiditas perdagangan bursa secara keseluruhan naik. "Dengan PEI, transaksi harian ditargetkan bisa tumbuh 25% dibandingkan rata-rata transaksi harian saat ini," ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×