Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Pemerintah kembali menggelar lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara pada 23 Juli 2013. Dalam lelang kali ini, pemerintah menargetkan bisa menggenggam dana Rp 1,5 triliun.
Pemerintah menawarkan lima seri sukuk. Dua seri diantaranya merupakan seri anyar yaitu SPN-S 24012014 bertenor enam bulan dan PBS001Q bertenor dua tahun. Tiga seri lainnya merupakan seri lawas yaitu PBS001, PBS004, dan PBS005.
Berbeda dengan seri sukuk lain, PBS001Q merupakan sukuk dengan periode pembayaran imbalan secara kuartal. Sedangkan lainnya, menggunakan metode pembayaran imbalan semi tahunan.
Josua Pardede, ekonom Bank Internasional Indonesia (BII) mengatakan, seri anyar PBS001Q merupakan salah satu strategi pemerintah untuk menarik minat investor domestik. Kondisi harga obligasi yang sedang turun menjadi waktu yang tepat bagi pemerintah untuk menerbitkan instrumen surat utang dengan skema baru. "Pemerintah harus lebih atraktif untuk menarik investor domestik sehingga mengeluarkan instrumen-instrumen baru," kata Josua, Kamis (18/7).
Josua memperkirakan, lelang sukuk ini bakal sepi kendati pemerintah menawarkan instrumen baru. Fluktuasi obligasi dan kurang likuidnya pasar sukuk diperkirakan bakal menyebabkan lelang kali ini menjadi sepi peminat. Total permintaan yang masuk dari investor juga diduga tidak akan mencapai target indikatif pemerintah.
Selain itu, laju inflasi diperkirakan masih akan naik seiring kenaikan harga daging dan cabai. Akibatnya, investor akan meminta yield yang tinggi dalam lelang ini. "Karena investor meminta yield tinggi, penyerapan dalam lelang sukuk yang dilakukan pemerintah tidak akan tinggi," ujar Josua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News