kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.607.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.317   10,00   0,06%
  • IDX 7.233   -24,48   -0,34%
  • KOMPAS100 1.065   -7,05   -0,66%
  • LQ45 844   -2,59   -0,31%
  • ISSI 214   -1,99   -0,92%
  • IDX30 434   -1,19   -0,27%
  • IDXHIDIV20 518   -2,00   -0,38%
  • IDX80 122   -0,92   -0,75%
  • IDXV30 124   -0,31   -0,25%
  • IDXQ30 142   -0,53   -0,37%

Lelang sukuk negara banjir peminat di tenor pendek


Rabu, 24 Juli 2013 / 08:25 WIB
Lelang sukuk negara banjir peminat di tenor pendek
ILUSTRASI. Presiden Jokowi mengatakan, IKN akan menjadi Kota 10 menit, dengan 80% transportasi publik, 70% area hijau.


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara banjir peminat. Total permintaan yang masuk dalam lelang Selasa (23/7) mencapai Rp 6,32 triliun. Pemerintah menyerap Rp 5,27 triliun permintaan.

Angka ini jauh melebihi target indikatif yang hanya Rp 1,5 triliun. Pemerintah hanya memenangkan permintaan dari dua seri sukuk, yaitu seri tenor pendek SPN-S 24012014 yang akan jatuh tempo 24 Januari 2014 sebesar Rp 5,23 triliun, dan seri PBS005 yang akan jatuh tempo 15 April 2043 sebesar Rp 35 miliar.

Analis Millenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga mengatakan, tingginya penyerapan lantaran pemerintah ingin mengejar pendanaan untuk menambal defisit anggaran. "Hasil lelang mengejutkan, karena biasanya penyerapan seri PBS tidak sebesar ini," kata Desmon.

Namun, tekanan di pasar obligasi masih cukup tinggi akibat sentimen inflasi tinggi dan rupiah yang melemah. Akibatnya, investor meminta yield tinggi.

Imbal hasil tertinggi yang diminta investor pada seri SPN-S adalah 7,25%. Sedangkan imbal hasil rata-rata tertimbang untuk seri ini sebesar 6,74%.

Untuk seri PBS005, investor meminta imbal hasil antara 8,53% hingga 9,75%. Tingginya permintaan yield menyebabkan pemerintah hanya memenangkan sedikit seri PBS005 dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,56%.

Investor juga mengambil instrumen bertenor pendek dan paling panjang karena pasar obligasi yang masih ketat. "Karena risikonya cukup tinggi, membuat tenor pendek yang paling diminati dalam lelang ini, khususnya investor perbankan," ujar Desmon.

Kondisi ini mengakibatan beban pembayaran pemerintah dalam jangka pendek cukup berat. Namun, hal itu menjadi konsekuensi pemerintah untuk memenuhi target pembiayaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×