kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.305.000   6.000   0,26%
  • USD/IDR 16.611   26,00   0,16%
  • IDX 8.227   -30,66   -0,37%
  • KOMPAS100 1.122   -5,50   -0,49%
  • LQ45 788   -5,60   -0,71%
  • ISSI 295   -0,19   -0,06%
  • IDX30 412   -3,20   -0,77%
  • IDXHIDIV20 463   -4,41   -0,94%
  • IDX80 124   -0,46   -0,37%
  • IDXV30 132   -1,19   -0,89%
  • IDXQ30 129   -0,73   -0,56%

Lelang Spektrum 1,4 GHz Dibuka, Begini Prospek TLKM, WIFI dan DSSA


Senin, 13 Oktober 2025 / 21:00 WIB
Lelang Spektrum 1,4 GHz Dibuka, Begini Prospek TLKM, WIFI dan DSSA
ILUSTRASI. Sejumlah wisatawan menikmati pemandangan Gunung Bromo dengan latar belakang Base Transceiver Station (BST) Telkomsel di penanjakan satu Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (19/5).Lelang harga untuk pita frekuensi 1,4 GHz telah dimulai pada Senin (13/10/2025). Ada tiga perusahaan telekomunikasi yang berhasil melenggang.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lelang harga untuk pita frekuensi 1,4 GHz telah dimulai pada Senin (13/10/2025). Setidaknya ada tiga perusahaan telekomunikasi yang berhasil melenggang ke tahap akhir. 

Yakni, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Telemedia Komunikasi Pratama anak usaha PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) dan PT Eka Mas Republik entitas PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA). 

Dalam lelang kali ini, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) membagi spektrum 1,4 GHz menjadi tiga regional. Regional I terdiri dari Pulau Jawa, Papua dan Maluku. 

Kemudian Regional II terdiri dari Pulau Sumatera, Bali dan Nusa Tenggaran. Terakhir, Komdigi memasukan Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi ke dalam Regional II. 

Baca Juga: Ada 7 Perusahaan Ikut Lelang 1,4 Ghz, Apa Saja Tantangannya?

Asal tahu saja, spektrum frekuensi 1,4 GHz ini akan digunakan untuk layanan Fixed Wireless Access (FWA) yang bertujuan untuk memperluas jangkauan FBB dan terjangkau d iseluruh Indonesia. 

Equity Research Anlayst BRI Danareksa Sekuritas Kafi Ananta menilai peluncuran pita frekuensi 1,4 GHz ini dapat mengubah lanskap kompetisi antara layanan FBB dan seluler. 

“Karena FWA secara langsung menjawab hambatan utama rendahnya penetrasi FBB, yaitu harga tinggi dan keterbatasan jangkauan,” tulisnya dalam riset yang dirilis 10 Oktober 2025. 

Kafi bilang risiko terhadap pemain Fiber to The Home (FTTH) akan terbata kalau pembagian pembagian zona diterapkan secara ketat. Namun segmen seluler kemungkinan menghadapi tekanan. 

 

Dalam catatan BRI Danareksa Sekuritas, rata-rata trafik FBB di Indonesia mencapai 522GB per pelanggan atau sekitar 145GB per orang, jauh di atas penggunaan seluler sebesar 16GB. 

Dengan harga rencana Rp 100.000 per bulan, biaya efektif FWA sekitar Rp191 per GB. Ini sekitar 14 kali lebih murah dibandingkan layanan seluler yang mencapai Rp2.610 per GB dari rata-rata tiga operator besar pada kuartal II 2025.

Baca Juga: Lelang Frekuensi 1,4 GHz Dibuka, Pemerintah Perluas Akses Internet Pita Lebar

“Meskipun keterbatasan daya beli masih menjadi kendala, FWA berbiaya rendah di wilayah minim jaringan serat menawarkan alternatif menarik dan berpotensi mengalihkan sebagian besar aktivitas berbandwidth tinggi dari jaringan seluler,” jelas Kafi. 

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina menambahkan, kehadiran spektrum ini akan membuat internet menjadi lebih murah dan memperluas jangkauan internet ke daerah pelosok.

Martha mencermati sebenarnya, sebelum ada lelang frekuensi ini pun, perang harga layanan internet sebenarnya sudah dimulai. Mengingat kebutuhan internet di Indonesia masih sangat tinggi. 

“Dengan kebutuhan yang sangat besar untuk telekomunikasi, memunculkan pemain baru yang berhasi memberikan harga terjangkau. Dengan lelang, harga internet kemungkinan bisa lebih murah,” jelasnya dalam paparan, Senin (13/10/2025). 

Baca Juga: Telkom Indonesia (TLKM) Siapkan Program Magang dan Uang Saku Untuk Fresh Graduate

Dari ketiga perusahaan yang terlibat dalam lelang harga, Martha mencermati WIFI akan merasakan dampaknya. Ini mengingat secara ukuran aset dan pangsa pasar, WIFI tidak seluas TLKM dan DSSA.

Sementara, BRI Danareksa Sekuritas masih mempertahankan pandangan overweight terhadap sektor telekomunikasi dengan ekspektasi pemulihan kinerja di paruh kedua 2024 seiring dengan perbaikan harga dan konsolidasi industri. 

Selanjutnya: Trump: Perang di Gaza Telah Berakhir!

Menarik Dibaca: 5 Manfaat Olahraga 30 Menit Setiap Hari untuk Kesehatan Tubuh dan Mental

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×