CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

Lelang SBSN Melampaui Target, Berikut Faktor Pendorongnya


Selasa, 15 November 2022 / 20:28 WIB
Lelang SBSN Melampaui Target, Berikut Faktor Pendorongnya
ILUSTRASI. Dari total penawaran masuk, pemerintah menyerap Rp 5,97 triliun pada lelang SBSN hari ini.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mencatatkan total penawaran hingga Rp 11,51 triliun pada lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara yang berlangsung pada Selasa (15/11). Jumlah penawaran yang masuk ini jauh lebih tinggi dari lelang SBSN yang dilakukan pada 1 November 2022 yang hanya Rp 4,34 triliun.

Dari total penawaran masuk, pemerintah menyerap Rp 5,97 triliun. Penyerapan ini lebih tinggi ketimbang target indikatif sebesar Rp 5 triliun.

Senior Vice President Head of Retail Product Research & Distribution Division HP Asset Management Reza Fahmi mengatakan, besarnya penawaran dalam lelang SBSN kali ini didorong oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,7% secara tahunan pada kuartal ketiga 2022. Realisasi ini naik dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua 2022 yang sebesar 5,44%.

Faktor lainnya berasal dari inflasi di Amerika Serikat (AS) yang juga berkurang dari 8,2% pada September 2022 menjadi 7,7% pada Oktober 2022.

"Kedua faktor tersebut membuat nilai tukar rupiah kembali menguat dan pasar obligasi Indonesia mulai kembali dilirik oleh asing maupun domestik," kata Reza kepada Kontan.co.id, Selasa (15/11).

Baca Juga: Penawaran Lelang SBSN Meningkat Meski Yield Lebih Rendah

Terlebih lagi, Reza melihat ada wacana Bank Indonesia akan dovish atau minimal menghentikan kenaikan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sehingga akan menurunkan yield obligasi.

"Nah, mumpung yield sedang naik, maka perburuan efek utang banyak dilakukan saat ini," ucap Reza.

Lebih lanjut, berdasarkan pengumuman Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, dari enam seri SBSN yang dilelang, seri PBS029 menjadi favorit investor, sama seperti pada lelang SBSN sebelumnya. Jumlah penawaran yang masuk untuk seri tersebut pada lelang kali ini mencapai Rp 6,31 triliun.

Namun, jumlah nominal yang dimenangkan untuk PBS029 hanya sebesar Rp 5,8 triliun dengan yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan 7,64%. Seri ini mempunyai tingkat imbalan 6,37% dengan tanggal jatuh tempo 15 Maret 2034.

Menurut Reza, seri PBS029 menjadi favorit karena menawarkan tenor jangka menengah, yakni 10 tahun dengan imbal hasil yang cukup menarik. Di tengah isu resesi yang tengah mengemuka, investor cenderung memilih berinvestasi di produk yang rendah risiko dan imbal hasilnya menguntungkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[ntensive Boothcamp] Business Intelligence with Ms Excel Sales for Non-Sales (Sales for Non-Sales Bukan Orang Sales, Bisa Menjual?)

[X]
×