Reporter: Veby Mega | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Gegap gempita hajatan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) kembali bergulir. Salah satunya adalah PT Pelat Timah Nusantara (Latinusa) yang mulai menggelar penawaran pada sejumlah invetor.
Dalam hajatan tersebut, Latinusa akan melepas 504,67 juta saham, atau setara 20% kepemilikan kepada publik. Anak usaha Krakatau Steel ini membanderol dengan harga penawaran Rp 315- Rp 405 per saham. Dus, Latinusa bakal meraup dana Rp 158,97 miliar-Rp 204,3 miliar. Saat ini, Latinusa telah menunjuk Bahana Securities sebagai penjamin pelaksana emisi (underwriter).
Latinusa akan menggunakan seluruh dana IPO untuk membiayai anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) di tahun 2010 hingga 2011. Maklum, mereka membutuhkan dana capex setidaknya US $ 15 juta-US$23 juta untuk memperbesar kapasitas produksi dari 130.000 ton per tahun menjadi 160.000 ton.
Untuk menarik minat investor, Direktur Utama Latinusa Ardhiman T. memberikan jaminan bahwa harga saham Latinusa tidak akan jatuh di bawah Rp 315 per saham ketika terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) nanti.
Selain itu, Latinusa menghitung, harga IPO ini terbilang murah karena memiliki rasio harga saham terhadap laba bersih per saham atau price to earning ratio (PER) sebesar 8,74 kali. Padahal banyak emiten yang menawarkan saham IPO dengan PER berkisar 10 kali. “Harga IPO ini sangat atraktif bagi investor. Kami ingin menangguk investor sebanyak-banyaknya,” kata Erwin, Direktur Keuangan Latinusa.
Direktur Wanteg Securindo Dharma Lantap berpendapat, investor tidak terlalu antusias menanggapi IPO Latinusa tersebut. "Paling banter harga penawaran adalah Rp 325," katanya.
Darma beralasan, saat ini, para investor mulai ragu menyambut antusias IPO Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pasca IPO PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN). “Setelah IPO, harga saham emiten BUMN banyak yang jatuh,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News