kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Laris manis, penjualan ORI018 capai Rp 12 triliun


Kamis, 22 Oktober 2020 / 08:00 WIB
Laris manis, penjualan ORI018 capai Rp 12 triliun


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Anna Suci Perwitasari

Terkait minat investor baru, Widi mencatat terdapat 30% single investor identification (SID) yang sebelumnya belum pernah bertransaksi obligasi ritel di BNI.  

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail mengatakan investor memburu ORI018 karena tertarik dengan kupon yang lebih tinggi dari bunga deposito. Berdasarkan Pusat Informasi Pasar Uang (PIPU) Bnak Indonesia per Selasa (20/10) bunga deposito paling tinggi di bank saat ini 5,63% dengan jangka waktu 12 bulan. 

Dari awal tahun hingga Oktober Bank Indonesia (BI) sudah menurunkan suku bunga acuannya sebesar 2%. Ke depan suku bunga acuan BI juga diproyeksikan masih akan turun karena inflasi masih rendah. Tren penurunan suku bunga saat ini dampaknya membuat bunga deposito semakin mengecil. Sementara, likuiditas di perbankan masih tinggi.

Alhasil, investor lebih memilih ORI018 yang menawarkan kupon lebih tinggi. "Kupon ORI018 cukup tinggi ini yang menarik bagi investor," kata Mikail. 

Baca Juga: Sehari sebelum tutup, penjualan ORI018 mencapai Rp 8,8 triliun

Di November pemerintah berencana untuk menerbitkan obligasi ritel kembali dengan seri ST007. Mikail memproyeksikan kupon ST007 akan lebih rendah dari kupon ORI018 karena pergerakan yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun cenderung menurun. Rabu (21/10) yield SUN berada di level terendah di 6,58%. 

Meski kupon menurun, Mikail memproyeksikan minat investor pada obligasi ritel akan tetap ramai. Walaupun tidak dipungkiri penjualan obligasi ritel ke depan cenderung selalu lebih rendah dari obligasi ritel yang sudah-sudah. 

"Turn over likuiditas di pasar akan semakin ketat itu yang menyebabkan penjualan ORI018 tidak bisa melebihi penjualan SR013 di September yang mencapai Rp 25 triliun," kata Mikail. Jika pada deposito investor sudah menerima likuiditas kembali dalam satu tahun, sementara di obligasi ritel lebih lama di dua hingga tiga tahun. 

Selanjutnya: Pemerintah menilai minat masyarakat terhadap sukuk ritel SWR001 cukup tinggi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×