kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Larangan Ekspor Diperlonggar, Begini Prospek dan Rekomendasi Saham Tambang Batubara


Rabu, 12 Januari 2022 / 12:39 WIB
Larangan Ekspor Diperlonggar, Begini Prospek dan Rekomendasi Saham Tambang Batubara
ILUSTRASI. Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Barito, Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Rabu (1/9/2021). Larangan Ekspor Diperlonggar, Begini Prospek dan Rekomendasi Saham Tambang Batubara


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sempat dilarang, Pemerintah akan mencabut sebagian peraturan ekspor batubara mulai Rabu (12/1). Relaksasi ini seiring dengan berlalunya krisis pasokan batubara untuk pembangkit listrik domestik. 

Selain  itu, relaksasi ekspor ini juga merupakan respons atas protes dari sejumlah importir batubara seperti Jepang, Korea Selatan, dan Filipina.

Kegiatan ekspor dapat dilakukan setelah melalui verifikasi, termasuk kepatuhan terhadap kebijakan pemenuhan pasar domestik atau domestic market obligations (DMO).

Analis Mirae Asset Sekuritas Juan Harahap melihat, semua emiten batubara yang berada dalam jangkauan analisisnya akan segera memulai kegiatan ekspornya secara normal.

Baca Juga: Bila Skema BLU Batubara Tidak Matang, Tarif Listrik Bisa Melonjak

Juan menyebut, untuk menjamin pasokan batubara dalam negeri, pemerintah akan membuat formula baru, yakni PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan membeli batubara dengan mengikuti pergerakan harga batubara di pasar.

PLN akan mengikat kontrak dengan sejumlah perusahaan batubara dengan mengikuti spesifikasi PLN. Nilai harga kontrak akan disesuaikan setiap tiga atau enam bulan, sesuai dengan harga pasar yang berlaku.

PLN akan membeli batubara dengan harga pasar, kemudian menerima subsidi dari Badan Layanan Umum (BLU) untuk menutupi selisih antara harga pasar dan harga acuan sebesar US$ 70 per ton. 

Selisih antara harga yang diberikan PLN dengan harga pasar batubara akan disediakan oleh BLU melalui kontribusi yang diterima dari perusahaan batubara. 

Baca Juga: Respons Kementerian ESDM Pasca Jepang dan Korsel Desak Buka Keran Ekspor Batubara

Besaran iuran akan disesuaikan secara berkala berdasarkan selisih antara harga pasar yang dibeli PLN dengan harga referensi yang berlaku.

Menurut Juan, hal ini akan bermanfaat bagi para penambang batubara. Inisiatif pemerintah terhadap DMO menjadi katalis positif yang akan meningkatkan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP). Dus, naiknya ASP akan bermuara pada margin emiten yang lebih tebal.

Di antara perusahaan-perusahaan batubara yang masuk dalam cakupan analisis, Juan melihat PT   Bukit Asam Tbk (PTBA) akan menjadi  emiten yang paling diuntungkan saat ini. 

Perusahaan tambang batubara pelat merah ini memiliki porsi terbesar penjualan ke pasar domestik, yaitu 58% dari total pengiriman batubara.

Posisi selanjutnya diikuti oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan porsi 28%, dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan  porsi 21% dari total pengiriman batubara.

 

Juan mempertahankan rating overweight untuk sektor tambang batubara Indonesia. Juan menjadikan ITMG sebagai pilihan utama (top picks), seiring bisnis ITMG yang sangat terkonsentrasi di segmen batubara termal. Juan merekomendasikan beli saham ITMG dengan target harga Rp 25.000.

“Sebagian besar batubara ITMG  juga memiliki karakteristik kalori sedang hingga tinggi, dan ITMG memiliki hasil (yield) dividen yang tinggi,” tulis Juan dalam riset, Selasa (11/1). ADRO  Namun, risiko dari rekomendasi ini adalah melemahnya harga batubara global dan perubahan regulasi.

Sementara itu,Juan menyematkan rekomendasi hold untuk saham PTBA dengan target harga Rp 3.000 dan rekomendasi jual (sell) untuk saham ADRO dengan target harga Rp 2.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×