Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Sejumlah analis menilai, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sepanjang pekan ini tidak banyak mengalami perubahan dibanding pekan lalu. Menurut Krisna Dwi Setiawan, Analis Lautandhana Securindo, sentimen yang mempengaruhi IHSG adalah kondisi dalam negeri.
Pertama, investor lebih fokus melihat pelemahan harga komoditas batubara, minyak mentah, dan nikel. Harga crude palm oil (CPO) pun sudah lama mengalami penurunan. Meski harga turun, ekonomi Indonesia justru tertolong dengan kenaikan ekspor komoditas
"Pertumbuhan ekonomi lalu banyak ditopang dari belanja pemerintah. Tahun ini ekspor naik sekitar 8% yoy ditolong dari harga dan ekspor komoditas. Tapi, jika harga komoditas turun terus juga berbahaya bagi ekonomi," kata Krishna pada KONTAN, Rabu (10/5)
Kedua, urusan politik. Indonesia sudah belajar sejarah bahwa di semua negara memang selalu ada dinamika jika terjadi masalah politik. Tapi, Krishna yakin dampaknya tidak akan mengganggu IHSG jangka panjang.
Hal ini dibuktikan dengan arus asing yang masih belanja di pasar saham Indonesia. Tahun ini, investor asing sudah mengakumulasi saham dengan net buy sekitar Rp 26 triliun hingga Rabu (10/5).
"Jadi itu tidak menunjukkan investor asing yang khawatir kondisi politik di Indonesia. Padahal, mereka yang harusnya sensitif dengan isu ini," kata Krishna.
Ketiga, indeks yang sudah tinggi menyebabkan investor tergiur melakukan aksi profit taking. Namun, Krishna percaya walaupun IHSG turun, koreksinya belum signifikan. Banyak investor juga masih menunggu sentimen positif dalam negeri.
Keempat adalah yang paling ditunggu-tunggu oleh investor yaitu soal kenaikan peringkat S&P. Melihat ekonomi Indonesia yang baik, jelas tak ada alasan bagi S&P untuk tidak menaikkan peringkat ini. "Inilah yang sebenarnya paling ditunggu-tunggu investor asing," kata Krishna.
Dari eksternal, data inflansi Amerika yang akan dirilis Jumat (12/5) diprediksi pengaruhnya tak akan besar untuk IHSG. "Yang ditunggu-tunggu itu soal kebijakan perpajakan Trump. Jadi, inflasi tidak akan berpengaruh pada bursa saham di minggu ini," jelas Krishna.
Pekan depan Krishna memproyeksikan IHSG berada di kisaran 5.577 hingga 5.700.
Nah, saham yang menarik untuk diburu di antaranya adalah saham pertambangan. Ini lantaran harganya sudah terkoreksi cukup besar, khususnya ADRO dan PTBA. Dia juga merekomendasikan sejumlah saham lain seperti ASII, PTPP dan WIKA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News