kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Laju IHSG Berpotensi Melambat, Sejumlah Saham Defensif Ini Bisa Dilirik


Rabu, 04 September 2024 / 08:21 WIB
Laju IHSG Berpotensi Melambat, Sejumlah Saham Defensif Ini Bisa Dilirik
ILUSTRASI. Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Saham berkategori defensif berpotensi kembali unjuk gigi ketika alarm industri dan ekonomi mulai berdering.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

Research Analyst Phintraco Sekuritas Muhamad Heru Mustofa ikut memperkirakan emiten di sektor konsumen primer masih bisa menjaga kinerja di sisa tahun 2024. Sektor ini masih tetap defensif di tengah melandainya harga gandum dan stabilitas harga minyak kelapa sawit sebagai bahan baku utama.

Pendongkrak lainnya datang dari sentimen pemangkasan suku bunga acuan The Fed yang diprediksi segera terjadi. Heru bilang, langkah ini bisa mendorong konsumsi serta meringankan beban emiten yang memiliki utang dalam mata uang AS.

Pandhu sepakat, dimulainya siklus penurunan suku bunga akan memegang peranan penting. Toh, perlambatan PMI manufaktur saat ini juga merupakan imbas dari era suku bunga tinggi yang masih berlangsung.

Baca Juga: Laju IHSG Unggul Jauh Dibandingkan Indeks Saham Lain di Bursa

"Ketika suku bunga mulai turun, orang mulai berani pakai modal untuk kembali terjun berbisnis dan mencetak laba, baru kemudian mengangkat daya beli. Jadi tidak perlu khawatir berlebihan jika melihat outlook pemangkasan suku bunga yang segera terjadi," ungkap Pandhu.

Pandhu menilai saham barang konsumsi dan ritel masih defensif. Dengan catatan, emiten tersebut punya strategi dan daya adaptasi untuk menjaga kinerja positif pada setiap kuartal. Selain itu, saham emiten telekomunikasi juga tergolong defensif.

Rekomendasi Saham

Research Analyst Stocknow.id Emil Fajrizki memandang sentimen global dan dinamika makro ekonomi saat ini membuat saham defensif kembali menarik sebagai pilihan yang cenderung lebih aman. Emil turut menjagokan sektor konsumsi primer.

Saham defensif lain berada di sektor kesehatan, yakni farmasi dan rumah sakit. Kemudian saham energi pada bisnis utilitas seperti PT Perusahan Gas Negara Tbk (PGAS), sehingga sahamnya layak koleksi dengan target harga Rp 1.640. 

Baca Juga: Laju IHSG Unggul Jauh dari Indeks Saham Lain di Bursa

Rekomendasi lainnya, buy saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dengan target harga di Rp 11.925 dan Rp 1.735. Sementara itu, Pandhu menjagokan saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).

 

Heru menjagokan saham ICBP (target harga Rp 11.750 - Rp 11.850), INDF (Rp 7.100 - Rp 7.200), MYOR (Rp 2.740 - Rp 2.800), KLBF (Rp 1.740 - Rp 1.800), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dengan target Rp 3.100 - Rp 3.180 dan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) untuk target Rp 1.365 - Rp 1.385.

Sedangkan Christine melirik saham ICBP, INDF, MYOR, PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×