Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) cetak laba bersih sebesar Rp 29,598 miliar hingga kuartal III 2023. Angka tersebut turun 66,9% dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 89,207 miliar.
Laba tersebut terseret pendapatan usaha WTON juga turun 18,6% ke Rp 2,98 triliun hingga kuartal III-2023. Sebelumnya, pendapatan usaha WTON pada periode sama tahun lalu sebesar Rp 3,66 triliun.
Direktur Keuangan, Human Capital, dan Manajemen Risiko WTON Ahmad Fadli Kertajaya mengatakan, penurunan tersebut seiring dengan perolehan kontrak Wika Beton yang baru diraih di kuartal III-2023 dan kuartal IV-2023.
“Sementara, pada tahun lalu, WTON sudah mendapatkan kontrak yang lebih banyak sejak semester I 2022. Akibatnya, ada penurunan laba bersih yang tajam di periode tahun ini,” ujarnya dalam Public Expose WTON, Kamis (30/11).
Menurut Ahmad, di bidang industri beton, penurunan penjualan tidak selalu paralel dengan penurunan profit. Sebab, penurunan produksi yang terjadi berdampak pada biaya overhead yang ditanggung, sehingga terjadi inefisiensi di pabrik-pabrik WTON.
Baca Juga: Wika Beton (WTON) Targetkan Kontrak Proyek di IKN Hingga Rp 400 Miliar di Tahun 2024
“Akibatnya, secara bottomline, penurunannya akan lebih tinggi dibandingkan penurunan penjualan,” paparnya.
WTON pun memasang sejumlah strategi dalam menghadapi pasar ke depannya, khususnya di tengah situasi pemilu.
Ahmad memaparkan, WTON masih melakukan efisiensi dengan cost-cutting di semua lini. Selain itu, WTON juga meningkatkan penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi.
“Dari sisi organisasi, kami melakukan restrukturisasi organisasi, sehingga memperkecil biaya overhead yang ditanggung selama ini,” tuturnya.
Direktur Utama WTON Kuntjara mengatakan, untuk menjaga likuiditas, WTON menerapkan kebijakan yang mensyaratkan proyek yang diterima harus ada uang muka dan pembayaran dilakukan secara monthly progress.
“Sebab, fasilitas perbankan kami agak berkurang. Jadi, sistem pembayaran itu untuk menjaga cashflow agar produksi tetap terjaga,” katanya dalam kesempatan yang sama.
WTON pun menganggarkan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) di tahun 2024 sekitar Rp 240 miliar.
“Capex akan digunakan untuk menambah kapasitas produksi, tetapi bukan untuk menambah pabrik baru,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News