Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kuartal pertama 2020, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 5,86 triliun.
ealisasi ini menyusut 5,8% bila dibandingkan dengan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 6,22 triliun. Sementara itu, laba sebelum bunga, pajak,depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) TLKM tercatat Rp18,76 triliun
Dari sisi topline, emiten pelat merah ini mengantongi pendapatan senilai Rp 34,19 triliun, turun tipis 1,86% year-on-year (yoy) dari periode sebelumnya yang mencapai Rp 34,84 triliun.
Baca Juga: Ini 10 saham paling banyak dilego asing pada perdagangan Senin (30/6)
Dalam keterangan resminya, Direktur Utama Telekomunikasi Indonesia Ririek Adriansyah menjelaskan, pencapaian pada kuartal pertama 2020 utamanya disumbang oleh Digital Business Telkomsel dan fixed broadband IndiHome sebagai mesin pertumbuhan.
Kedua segmen ini mencatatkan pertumbuhan masing-masing 16,3% dan 19,7% dibanding periode yang sama tahun lalu. Kedua lini bisnis ini diharapkan dapat menjadi andalan bagi pertumbuhan bisnis TLKM di masa depan.
Pada segmen mobile, melalui entitas anak yakni Telkomsel, menunjukkan kinerja digital business yang semakin baik dengan pendapatan sebesar Rp15,83 triliun yang didorong oleh pendapatan data dan digital services, dengan total kontribusi sebesar 70,6% dari total pendapatan Telkomsel atau meningkat dari kontribusi tahun lalu sebesar 61,4%.
Hal ini tidak lepas dari besarnya basis pelanggan yang mencapai 162,6 juta pelanggan dengan pengguna mobile data tercatat sebanyak 105,1 juta pelanggan.
Adapun, rata-rata konsumsi layanan data juga meningkat signifikan 42,4% menjadi 6.533 megabyte (MB) per pelanggan. Hal ini membuat lalu lintas (traffic) data juga terus meningkat 41,7% menjadi 1.996.842 Terabyte (TB).
Baca Juga: IHSG ditutup naik tipis 0,07% ke 4.905.39 perdagangan Selasa (30/6)
Layanan fixed broadband IndiHome menyumbang pendapatan sebesar Rp 5,1 triliun. Jumlah pelanggan IndiHome pada kuartal pertama 2020 tumbuh 31,4% menjadi 7,3 juta pelanggan.
Sementara itu, segmen Wholesale & International Business mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,36 triliun atau tumbuh 15,1% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan untuk segmen Enterprise mencatatkan pendapatan Rp4,3 triliun.
Ririek menambahkan, pada dasarnya TLKM memiliki portfolio bisnis yang beragam, sehingga tidak terlalu bergantung pada salah satu segmen bisnis. Jika terjadi pelemahan di salah satu segmen, maka akan diimbangi dengan pertumbuhan di segmen lainnya.
“Kami memprioritaskan lini bisnis yang memiliki prospek pertumbuhan yang baik, disertai upaya-upaya untuk memperoleh pendapatan yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan margin profitabilitas dan menjaga pertumbuhan kinerja Perseroan yang sustainable ke depan,” tulis Ririek dalam keterangan resmi, Selasa (30/6).
Nilai penyerapan belanja modal atau capital expenditure (capex) di kuartal pertama 2020 sebesar Rp 3,7 triliun, yang digunakan untuk membangun infrastruktur broadband baik untuk mobile maupun fixed line.
Baca Juga: IHSG naik 0,35% ke 4.918 pada akhir perdagangan sesi I, Selasa (30/6)
Selain itu TLKM juga secara intensif terus mengembangkan digital platform dan digital service sebagai value added dari core competency perusahaan agar terus tumbuh dan berkembang.
Sebagai informasi, selama tiga bulan pertama di tahun 2020, Telkomsel telah membangun lebih dari 7.088 Base Transceiver Station (BTS) yang seluruhnya berbasis 4G. Hingga saat ini, Telkomsel telah memiliki total BTS sebanyak 219.323 unit dengan BTS 3G dan 4G/LTE mencapai lebih dari 169 ribu unit atau 77,1% dari total keseluruhan.
Ririek melanjutkan, di tengah kondisi pandemi saat ini, gaya hidup masyarakat mengalami perubahan dengan peningkatan adopsi digital sebagai solusi pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Baca Juga: IHSG menguat di awal perdagangan Selasa (30/6), tiga saham bank BUMN dijual asing
Sehingga, terdapat ruang untuk akselerasi digital dan menjadikan peran TLKM sebagai operator dan enabler menjadi semakin penting.
“Hal ini menjadikan peluang bagi Telkom untuk tetap berinvestasi guna meningkatkan performa perusahaan,” tutup Ririek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News