kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Laba Solusi Bangun Indonesia (SMCB) melonjak 120% saat pendapatan turun, ini sebabnya


Senin, 07 Desember 2020 / 10:39 WIB
Laba Solusi Bangun Indonesia (SMCB) melonjak 120% saat pendapatan turun, ini sebabnya
ILUSTRASI. PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) telah resmi mengganti merek semen Holcim menjadi Dynamix pada 27 September 2019


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) meraup lonjakan laba meski pendapatan turun. Per kuartal ketiga 2020, produsen semen ini membukukan laba periode berjalan senilai Rp 438,50 miliar. Realisasi ini melonjak 120,8% dari torehan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp 198,52 miliar.

Namun, entitas anak usaha PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) ini mencatatkan penurunan pendapatan. Tercatat, pendapatan SMCB hingga kuartal ketiga 2020 sebesar Rp 7,33 triliun, turun tipis 5,21% secara tahunan atau year-on-year (yoy).

Lonjakan laba ini berasal dari penurunan sejumlah beban dan biaya. Beban pokok pendapatan terpantau turun 8,80% menjadi Rp 5,28 triliun. Beban distribusi menurun 8,18% menjadi Rp 489,59 miliar dan beban penjualan menurun 2,55% menjadi Rp 213,83 miliar.

Beban umum dan administrasi juga menurun 34,24%, dari Rp 460,33 miliar menjadi Rp 302,70 miliar. Penurunan terbesar pada beban umum dan administrasi ini adalah pemeliharaan data dan sistem, proyek regional dan shared services yang anjlok 78,08% menjadi hanya Rp 40,89 miliar dari sebelumnya Rp 186,58 miliar.

Baca Juga: Kuartal III 2020, pendapatan Solusi Bangun (SMCB) turun 5,2%

Dalam catatan laporan keuangan yang dipublikasikan di website Bursa Efek Indonesia, Sabtu (5/12), SMCB mengungkapkan bahwa pos ini termasuk biaya sistem IT dan servis berdasarkan perjanjian TSLA dengan Hocim Service (South Asia) Limited dan Holcim Technology Ltd. Biaya ini sebesar Rp 180,64 miliar pada tahun lalu dan turun menjadi Rp 21,20 miliar di tahun ini.

Pada tanggal 31 Januari 2019, Solusi Bangun Indonesia mengadakan perjanjian TSLA dengan Holcim Services (South Asia) Limited dan Holcim Technology Ltd senilai AS$50 juta.  

TSLA mencakup jasa tertentu yang diberikan oleh Holcim Services (South Asia) Limited dan penggunaan lisensi yang dimiliki oleh Holcim Technology Ltd selama masa transisi perpindahan pemegang saham utama dari Grup LafargeHolcim Ltd ke Grup PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Perjanjian ini telah berakhir pada tanggal 31 Januari 2020, setahun setelah akuisisi oleh Semen Indonesia.

Baca Juga: Pasang Strategi Hadapi Pandemi, Begini Rekomendasi Saham SMGR dan INTP

Secara rinci, penjualan SMCB masih didominasi oleh penjualan semen senilai Rp 6,74 triliun, disusul pendapatan dari penjualan beton jadi senilai Rp 483,15 miliar. Pendapatan agregat senilai Rp 50,12 miliar, dan jasa konstruksi lainnya senilai Rp 61,62 miliar.

Mayoritas penjualan SMCB pada sembilan bulan pertama tahun ini berada di Pulau Jawa yang mencapai Rp 4,54 triliun atau 61,94% dari total penjualan. Sedangkan penjualan di luar Jawa Rp 2,3 triliun atau setara 31,38% dari total penjualan. 

Sisanya Rp 493,74 miliar merupakan penjualan ekspor. Asal tahu, penjualan ekspor SMCB ini naik 131% ketimbang periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 213,65 miliar.

Per  30 September 2020, jumlah aset SMCB senilai Rp 20,25 triliun. Liabilitas Solusi Bangun Indonesia sebesar Rp 12,88 triliun dan ekuitas senilai Rp 7,37 triliun. Adapun jumlah kas dan setara kas SMCB per 30 September 2020 sebesar Rp 362,17 miliar, menurun dari posisi per 31 Desember 2019 yang sebesar Rp 386,75 miliar.   

Baca Juga: Begini kelanjutan rencana kerjasama SMCB dengan Taiheiyo Cement Company

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×