Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Semen Indonesia Tbk sepanjang periode sembilan bulan pertama 2021 mengalami tekanan. Emiten dengan kode saham SMGR ini membukukan laba bersih senilai Rp 1,38 triliun per kuartal III-2021. Jumlah tersebut menurun 9,9% dari laba bersih periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,54 triliun.
Penurunan laba bersih ini bersamaan dengan menurunnya pendapatan SMGR. Emiten produsen semen Gresik ini membukukan pendapatan senilai Rp 25,33 triliun atau menurun1,13% dari pendapatan SMGR di tahun lalu sebesar Rp 25,62 triliun.
Analis Ciptadana Sekuritas Asia Fahressi Fahalmesta menilai, pendapatan SMGR yang terkoreksi tipis 1,13% secara year-on-year (YoY) mencerminkan masing-masing 68,7% dan 67,7% dari proyeksi Ciptadana Sekuritas dan konsensus akhir tahun. Fahressi menganggap top line SMGR sepanjang sembilan bulan pertama 2021 berada di bawah ekspektasi, mengingat pencapaiannya masih di bawah 70% dari proyeksi.
Sementara itu, laba bersih SMGR telah memenuhi masing-masing 64,4% dan 52,6% dari proyeksi yang dipasang Ciptadana dan konsensus. Pencapaian laba bersih SMGR per akhir kuartal ketiga selama empat tahun terakhir selalu berada di kisaran antara 50,0%-72,5%. Sehingga, Fahressi meyakini target laba bersih SMGR yang dipasang Ciptadana Sekuritas masih akan sesuai harapan.
Baca Juga: Harga saham ADHI tren naik, sekarang saatnya jual atau beli? Ini rekomendasi analis
Berkaca pada hasil di kuartal III-2021, margin profitabilitas SMGR meningkat secara kuartalan, namun menyusut jika dibandingkan dengan margin pada kuartal III-2020.
Marjin kotor per akhir September 2021 menurun menjadi 29,4% (dari sebelumnya 32,1% pada September 2020) dan marjin EBITDA menurun menjadi 22,6% (dari sebelumnya 23,9%). Fahressi menilai, menurunnya margin SMGR disebabkan oleh harga rata-rata campuran atau blended average selling price (ASP) yang menurun sebesar 2,7% YoY menjadi Rp 775.900 per ton.
Sementara itu, biaya tunai menurun lebih lambat dari penurunan ASP, hanya 2,0% YoY menjadi Rp 655.700 per ton. “Kami melihat tekanan margin kotor pada kuartal IV-2020 akan lebih tinggi karena harga batubara yang melonjak luar biasa,” terang Fahressi dalam riset, Senin (1/11).
Tahun ini emiten pelat merah tersebut diproyeksi membukukan laba bersih senilai Rp 2,04 triliun dan akan naik menjadi Rp 2,45 triliun pada tahun depan.
Baca Juga: Saham-saham ini top gainers sepanjang Oktober, simak rekomendasi sahamnya
Dari sisi topline, SMGR diperkirakan meraup pendapatan bersih senilai Rp 36,46 triliun di tahun 2021 dan akan naik menjadi Rp 39,09 triliun pada tahun depan.
Fahressi berharap, menjelang akhir tahun SMGR akan membukukan pertumbuhan volume penjualan semen yang positif dan terus membukukan permintaan semen yang lebih tinggi tahun depan. Ciptadana Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham SMGR dengan target harga Rp 11.000.