Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham ADHI dari PT Adhi Karya (Persero) Tbk dalam tren naik selama perdagangan tiga hari terakhir. Dengan tren kenaikan harga saham ADHI, apakah sekarang saat yang tepat untuk membeli? Atau sekarang waktunya untuk menjual saham ADHI?
Harga saham ADHI pada perdagangan Senin 1 November 2021 ditutup di level 1.060, naik 10 poin atau 0,95% dari sehari sebelumya. Harga saham ADHI terus naik sejak mencatat pelemahan pada 28 Oktober 2021 yang ditutup di level 1.015.
Meski naik, analis rekomendasi sekarang belum saatnya membeli atau menjual saham ADHI. Mirae Asset rekomendasi hold saham ADHI dengan target harga Rp 1.150.
Seperti diketahui, laba bersih BUMN Karya dengan kode saham ADHI pada periode Januari-September 2021 naik 10,59% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 17 miliar dari sebelumnya Rp 15,38 miliar.
Baca juga: Prediksi IHSG Selasa (2/11) bangkit, ini rekomendasi saham menurut analisa teknikal
Padahal, pendapatan ADHI turun 13,12% menjadi Rp 7,35 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 8,46 triliun. Tiga dari empat segmen pendapatan ADHI turun.
Jasa konstruksi yang menjadi kontributor utama Adhi tercatat turun 8,2% yoy menjadi Rp 5,82 triliun. Lalu segmen properti turun 52,45% yoy menjadi Rp 523,94 miliar.
Segmen EPC turun 39,14% yoy menjadi Rp 226,72 miliar. Hanya investasi infrastruktur yang mencatatkan kenaikan sebesar 22,66% yoy menjadi Rp 779,69 miliar.
Baca Juga: Laba bersih Adhi Karya (ADHI) tumbuh 10,59% di kuartal III-2021
Analis Mirae Asset Sekuritas Joshua Michael menilai, realisasi kinerja ADHI hingga kuartal ketiga 2021 sesuai dengan ekspektasinya. Namun, hasil itu masih berada di bawah konsensus.
Hanya saja, seiring dengan kenaikan liabilitas maka diproyeksikan belanja modal atawa capital expenditure (capex) ADHI tahun depan akan serupa dengan anggaran tahun ini. Walau begitu, Joshua menilai ADHI masih akan mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja.
"Kami proyeksikan akhir tahun pendapatan ADHI sebesar Rp 12 triliun dan laba bersih Rp 84 miliar," ujar Joshua.
Editor: Adi Wikanto