kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba selisih kurs mendongkrak kinerja emiten-emiten ini, bagaimana nasibnya ke depan?


Jumat, 20 November 2020 / 07:40 WIB
Laba selisih kurs mendongkrak kinerja emiten-emiten ini, bagaimana nasibnya ke depan?


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Melihat dolar AS yang cenderung melemah terhadap rupiah, Nafan memprediksi hal ini akan mengikis keuntungan selisih kurs. Sehingga, mau tidak mau bottom line emiten-emiten tadi akan terdampak.

Akan tetapi menurut Nafan, tekanan pada keuntungan selisih kurs itu akan diimbangi dengan top line yang diprediksi menguat seiring dengan pemulihan aktivitas ekonomi di berbagai negara. "Masyarakat akan kembali melakukan aktivitas dan kegiatan konsumsi," ujar Nafan. 

Dia masih menjagokan emiten-emiten yang kinerjanya ditopang keuntungan selisih kurs tadi. Ketiganya direkomendasikan maintain buy dengan target harga MYOR di Rp 2.740 per saham, TKIM di Rp 7.425 per saham dan INKP di Rp 10.275 per saham. 

Tidak jauh berbeda, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana berpendapat, kinerja emiten-emiten berorientasi ekspor itu memang tertolong oleh keuntungan selisih kurs mata uang asing. Akan tetapi kondisi ini tidak akan bertahan lama ke depannya, sebab di kuartal IV dolar AS diprediksi akan melemah terhadap rupiah. 

Baca Juga: Laba bersih Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (TKIM) tumbuh 10,35% di kuartal III-2020

Walau keuntungan selisih kurs mata uang asing akan menipis, Wawan melihat hal itu akan diimbangi dengan perbaikan ekonomi yang akan menggenjot top line. "Sehingga untuk bottom line-nya kalau tahun ini didukung keuntungan selisih kurs, tahun depan akan didukung top line yang naik," ujar Wawan. 

Wawan melihat kondisi pelemahan dolar AS terhadap rupiah akan lebih menguntungkan bagi emiten yang mengimpor bahan baku seperti sektor farmasi. Dia pun meramalkan, hingga tahun depan dolar AS terhadap rupiah akan cenderung melemah ke kisaran level Rp 14.000 hingga Rp 14.200. Kemungkinan bisa menembus level Rp 14.000 tetapi masih di sekitar Rp 13.900. Peluang menembus level itu pun kecil. 

Adapun langkah pemangkasan tingkat suku bunga yang diambil Bank Indonesia (BI) memang akan menekan rupiah, tetapi dalam jangka pendek saja. Menurutnya sentimen terpilihnya Joe Biden menjadi presiden AS masih lebih berpengaruh terhadap nilai tukar dolar AS terhadap rupiah.

Baca Juga: Laba terkerek di tengah penjualan yang tertekan, ini rekomendasi saham INKP dan TKIM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×