kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Laba Saratoga di kuartal pertama 2015 merosot


Kamis, 28 Mei 2015 / 07:27 WIB
Laba Saratoga di kuartal pertama 2015 merosot
ILUSTRASI. Meriahkan perayaan Natal dengan mengirimkan hampers kue Natal untuk saudara dan teman-temanmu yang merayakan!


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Laba bersih PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) di kuartal pertama tahun ini turun dalam. Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, laba bersih SRTG anjlok 98,02% year-on-year (yoy) menjadi Rp 8,78 miliar. Mengutip laporan keuangan per akhir Maret 2015, emiten ini mencatatkan penurunan pendapatan bersih dari posisi Maret 2014 senilai Rp 1,57 triliun, menjadi Rp 1,07 triliun.

Kinerja hampir di semua lini usaha merosot. Misalnya pendapatan penjualan barang berkurang dari Rp 1,54 triliun menjadi Rp 1,05 triliun. Pendapatan jasa pelayaran menyusut dari Rp 21,53 miliar menjadi Rp 23,25 miliar. Hanya pendapatan sewa yang meningkat, tapi nilainya tidak signifikan, yakni dari Rp 342 juta menjadi Rp 530 juta.

Pada akhir Maret 2014, Saratoga mencatatkan pendapatan lain sebesar Rp 7,22 miliar. Di periode sama tahun ini, pendapatan dari pos tersebut nihil. Kondisi ini kemudian diperparah dengan membengkaknya sejumlah beban. Beban tertinggi adalah rugi akibat selisih kurs yang senilai Rp 118,38 miliar. Pada Maret 2014, SRTG berhasil mencatatkan keuntungan kurs sebesar Rp 159,32 miliar.

Beban usaha juga meningkat dari sebelumnya Rp 51,19 miliar menjadi Rp 76,42 miliar. Tidak hanya itu, beban bunga juga mekar dari posisi Maret 2014 senilai Rp 58,03 miliar menjadi Rp 72,39 miliar di akhir Maret 2015. Beban pajak penghasilan meningkat 63,8% (yoy) menjadi Rp 43,26 miliar.

Tak pelak, bottom line perseroan ini pun tergerus. Maklum, hampir separuh anak usaha SRTG menderita kerugian. Misalnya, Sumatra Coppers and Gold Plc merugi US$ 3,28 juta. PT Provident Agro Tbk (PALM) juga rugi Rp 61,63 miliar dan PT Bangun Daya Perkasa mencatatkan kerugian Rp 62,1 miliar.

PT Agro Maju Raya dan PT Etika Karya Usaha juga membukukan kerugian masing-masing Rp 66,39 miliar dan Rp 6,17 miliar. PT Merdeka Copper and Gold yang akan listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga mencatatkan kerugian US$ 2,75 juta akibat belum ada produksi sama sekali. Harga saham SRTG di bursa pada Selasa (26/5) nongkrong di Rp 4.900 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×