kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba Sampoerna Agro (SGRO) meroket 2.767% hingga kuartal III-2021, ini penyebabnya


Rabu, 27 Oktober 2021 / 19:16 WIB
Laba Sampoerna Agro (SGRO) meroket 2.767% hingga kuartal III-2021, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Laba Sampoerna Agro (SGRO) meroket 2.767% hingga kuartal III-2021.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) membukukan kinerja positif sepanjang sembilan bulan pertama 2021. Emiten penghasil minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) ini membukukan laba bersih senilai Rp 509,66 miliar. Realisasi ini melonjak  2.767% dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 17,77 miliar.

Alhasil, laba per saham dasar yang dapat diatribusikan pemilik entitas induk SGRO naik menjadi Rp 280 dari sebelumnya hanya Rp 10.

Melesatnya laba bersih SGRO dibarengi dengan kenaikan pendapatan. Tercatat, Sampoerna Agro membukukan pendapatan senilai Rp 3.90 triliun, naik 72,01% dari pendapatan per kuartal ketiga 2020 sebesar Rp 2,25 triliun.

Budi Setiawan Halim, CEO Sampoerna Agro menyebut, harga minyak sawit (CPO) terus menunjukkan tren kenaikan pada kuartal ketiga 2021. Harga CPO melompat 37% ke level RM 4.663 per ton, setelah turun signifikan hingga di bawah level RM 3.400 pada akhir kuartal kedua 2021.

Baca Juga: Sampoerna Agro (SGRO) meraup laba Rp 509,66 miliar di kuartal ketiga tahun ini

Pelonggaran lockdown di negara-negara konsumen minyak nabati seperti China, ditambah dengan kebijakan pengurangan pajak impor dari India, telah memicu peningkatan permintaan komoditas sawit.

Selain itu, naiknya harga CPO juga didorong oleh terbatasnya jumlah pasokan seiring dengan kurangnya tenaga kerja panen di Malaysia. Hal ini sebagai dampak dari lockdown yang berdampak pada rendahnya produktivitas.

Pemerintah juga secara konsisten mendukung pelaksanaan program biodiesel.”Hal ini juga membantu menjaga stabilitas permintaan CPO dalam negeri, sehingga dapat menjadi katalis positif bagi harga CPO. Bahkan hingga saat ini terus menguat hingga mencapai level tertingginya sepanjang masa,” kata Budi, Rabu (27/10).

Budi menyebut, harga jual rata-rata CPO milik SGRO per Sembilan bulan 2021 sebesar Rp 10.290 per kilogram (kg),  25% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Harga jual rata-rata inti sawit atau palm kernel (PK) yang menjadi penyumbang penjualan terbesar kedua selama periode tersebut juga mencatatkan nilai jual yang lebih tinggi.

Baca Juga: Harga CPO meroket, ini kata Sampoerna Agro (SGRO)

Harga jual rata-rata inti sawit per kuartal ketiga 2021 mencapai Rp 6.521 per kg, naik 49% secara year-on-year (yoy).

“Kami akan terus mengupayakan optimalisasi produksi. Melihat prospek harga yang masih menunjukkan tren kenaikan, kami optimistis harga CPO pada kuartal keempat 2021 masih akan berada pada level yang lebih tinggi, baik secara kuartalan maupun tahunan,” tutup Budi.

Hingga akhir September 2021, penggunaan belanja modal atau capital expenditure (capex) SGRO mencapai sekitar Rp 200 miliar sampai Rp 300 miliar, Manajemen menyebut, mayoritas capex digunakan untuk aset tanaman, selebihnya untuk infrastruktur dan aktiva tetap. Tahun ini, SGRO menggelontorkan capex hingga Rp 400 miliar. 

Baca Juga: Simak jurus Sampoerna Agro (SGRO) untuk jaga kinerja di sisa tahun 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×