Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - PT Chandra Asri Petrochemical mencatat kinerja keuangan paruh pertama tahun 2017 yang memuaskan. Pendapatannya pada periode ini tercatat di US$ 1,19 milar, naik 35,48% dari periode tahun sebelumnya di US$ 882,10 juta.
Laba bersihnya pun mendaki 32,09% ke US$ 174,01 juta dari kinerja paruh pertama tahun lalu di US$ 131,73 juta.
"Realisasi pendapatan lebih besar dari ekspektasi saya, tapi laba bersih dulu saya ekspektasikan di kisaran US$ 197 juta," jelas analis NH Korindo Yuni saat dihubungi KONTAN, Kamis (28/9).
Laba yang terkoreksi ini bisa jadi akibat kenaikan beban pokok penjualan yang naik menjadi US$ 903,06 miliar atau naik 35,97%.
Begitu pula dengan beban umum administrasi semester I tahun ini naik 48,23% menjadi US$ 23,32 juta dari US$ 15,73. Serta kenaikan juga terjadi pada beban keuangan yang naik 22,98% ke US$ 17,483 miliar.
Yuni analis NH Korindo meyakini penjualan produk polyolefin masih menjadi kontributor utama emiten dengan sumbangan 37,7% pada pendapatan emiten.
"Penjualan lini produk ini sangat terkait erat dengan perkembangan produsen kemasan berbahan plastik," kata Yuni.
Menurutnya, penjualan emiten bakal didorong oleh nilai kontrak Butadine yang bisa tumbuh 280% year on year. Hal ini seiring dengan rencana emiten yang bakal melakukan serangkaian rencana ekspansi, termasuk memperluas kapasitas produksi Butadine-nya.
Untuk meningkatkan performanya, TPIA telah bekerjasama di sektor otomotif dan bekerja sama dengan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia.
Melalui kerjasama untuk meningkatkan porsi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), TPIA akan menyuplai material mentah mobil Toyota dengan produk polypropylene dan impact copolymernya yang memenuhi spesisifikasi raksasa otomotif dari Jepang ini.
Sebagai gambaran, sebelumnya Chandra Asri telah menyatakan kesiapan memenuhi pasokan resin polypropylene untuk produksi 500.000 unit mobil.
Satu unit sedan Yaris, membutuhkan bahan baku resin polypropylene sekitar 50 kg. Padahal kebutuhan plastik otomotif domestik mencapai 40.000-50.000 ton per tahun dan sebagian besar masih impor.
Dengan demikian, prospek produk olahan plastik emiten ini nampaknya bakal terus naik. Yuni memberikan rekomendasi hold dengan target harga di Rp 27.781 per lembar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News